Mayoritas pasien yang masih ditunggu pemeriksaan sampelnya itu merupakan warga negara asing yakni ada 12 WNA dan 3 WNI.
Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan hingga saat ini 46 pasien di Pulau Dewata yang sebelumnya berstatus dalam pengawasan, berdasarkan pemeriksaan dari laboratorium Balitbangkes Kemenkes menunjukkan hasil negatif COVID-19.
"Total pasien yang berstatus dalam pengawasan ada 62 orang, yang sudah keluar hasilnya negatif COVID-19 ada 46 orang," kata dr Suarjaya usai mengikuti rapat koordinasi Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali di Denpasar, Jumat.
Dia merinci dari total 62 orang yang sebelumnya berstatus pengawasan COVID-19, satu orang positif dan sudah meninggal, 46 negatif, dan yang masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Balitbangkes ada 15 pasien.
Dari 15 pasien yang ditunggu hasil lab itu, dua pasien baru berstatus WNA baru masuk hari ini dan sudah langsung diambil sampelnya.
Baca juga: 2 perawat status ODP jalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar
Baca juga: Gubernur Bali pastikan kesiapan anggaran tangani COVID-19
Dari 15 pasien tersebut, 11 orang dirawat di RSUP Sanglah, 1 orang dirawat di RS Sanjiwani Gianyar dan 3 pasien masih dirawat di RS swasta. "Tiga pasien masih di RS swasta karena memang baru datang, sehingga diobservasi dulu kondisinya," ucapnya.
Mayoritas pasien yang masih ditunggu pemeriksaan sampelnya itu merupakan warga negara asing yakni ada 12 WNA dan 3 WNI.
Di sisi lain, terkait kondisi 21 orang yang sebelumnya ada kontak erat dengan satu WNA yang sudah meninggal dan positif COVID-19, sebanyak 5 orang hasil pemeriksaan labnya negatif COVID-19.
"Jadi sisanya kita tinggal menunggu saja karena 5 orang sudah keluar. Kita berdoa semoga semuanya negatif," kata Suarjaya sembari mengatakan kini RSUD Buleleng juga ditunjuk sebagai RS rujukan untuk penanganan pasien terduga COVID-19.
Baca juga: Pasien COVID-19 kasus 25 meninggal dunia di Bali
Sedangkan mengenai hasil pemeriksaan dari suami WNA yang meninggal dan positif COVID-19, sejauh ini belum terkonfirmasi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengharapkan masyarakat setempat tidak panik dan ketakutan berlebihan terhadap penyebaran COVID-19, karena pemerintah telah melakukan berbagai upaya pencegahan. "Kepanikan dan ketakutan itu lebih berbahaya dari penyakitnya," katanya.
Dewa Indra yang juga Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 di Provinsi Bali itu meminta insan media berkomitmen untuk menciptakan suasana yang kondusif.
"Jangan lagi mengadu-ngadu pusat dengan daerah, kita harus jaga komitmen untuk menciptakan suasana yang kondusif untuk kepentingan masyarakat. Jangan hanya untuk kepentingan pemberitaan. Kemarin saya tahu, saya diadu-adu saya dengan pusat, tidak boleh begitu," ujarnya.
Baca juga: Jalur khusus antisipasi COVID-19 diberlakukan di Bandara Ngurah Rai
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020