Denpasar (ANTARA News) - Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, secara serentak di berbagai tempat di Pulau Dewata, Selasa memotong puluhan ribu ternak babi bertepatan hari Penampahan Galungan, atau sehari menjelang Hari Raya Galungan.
Pemotongan ternak babi itu untuk kelengkapan kegiatan ritual pada hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) serta sebagai konsumsi yang diolah dalam berbagai jenis menu khas masakan setempat.
Pemotongan babi secara serentak di berbagai pelosok pedesaan dan kota, menurut Kepala Dinas Peternakan Propinsi Bali Ir Ida Bagus Alit, jumlahnya lebih dari 22.000 ekor dengan berat di atas 100 kg per ekor.
Kebutuhan babi dalam waktu yang bersamaan itu dapat dipenuhi dari daerah setempat, tanpa perlu mendatangkan dari luar Bali.
"Babi dari luar dilarang masuk daerah kita, karena dikhawatirkan bisa menularkan penyakit," ujar Ida Bagus Alit.
Masyarakat jauh sebelumnya menyiapkan babi, ternak piaraannya khusus untuk dipotong pada hari penampahan Galungan, sehingga kebutuhan dalam jumlah besar dalam waktu yang bersamaan dapat dipenuhi dengan baik.
Satu ekor babi dengan berat 100 kg dibeli secara patungan oleh 10-15 KK dan dagingnya dibagi rata.
Bagi masyarakat yang mampu ada kalanya memotong sendiri satu ekor babi, namun sebagian dagingnya diberikan kepada warga kurang mampu di sekitar tempat tinggalnya.
Kebutuhan babi dalam jumlah yang cukup banyak pada waktu yang bersamaan, menyebabkan harga ternak tersebut sedikit naik dari hari-hari sebelumnya.
Harga babi hidup dengan berat 100 kg/ekor dihitung Rp18.000 per kilogramnya atau mencapai Rp1,8 juta per ekor untuk ukuran berat tersebut. Sedangkan daging babi bersih kualitas satu Rp32.000/kg.
Populasi babi di Bali tercatat 871.740 ekor, sehingga kebutuhan 22.000 ekor pada hari Penampahan Galungan dapat terpenuhi dengan baik, ujar Ida Bagus Alit(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009