Secara psikokultural, memang kita ini mudah latah dan mudah panik,

Surabaya (ANTARA) - Kepanikan menjadi sumber utama virus corona menjadi berbahaya, dan hal itu muncul karena adanya pemberitaan yang tidak bertanggung jawab, kata salah seorang ahli kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

"Masyarakat tidak perlu panik dengan ditetapkannya pandemi atas virus corona, sebab kepanikan menimbulkan persepsi jika wabah virus corona sangat berbahaya," kata Dr Pinky Saptandari EP Dra MA Antropolog dari Unair pada acara "Health Talk Show" yang digelar Pertamina MOR V di Surabaya, Jumat.

Pinky menambahkan, kepanikan bisa semakin menjadi, manakala ada orang yang menimbun makanan, masker, dan cairan pembersih tangan.

"Secara psikokultural, memang kita ini mudah latah dan mudah panik. Oleh karena itu, saya mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan fokus dalam menghadapi penyebaran virus, dan jangan sampai kita menjadi bagian dari penyebaran informasi yang tidak benar," terang Pinky dalam acara tersebut.

Baca juga: UMKM binaan Pertamina Jatim raih omzet Rp100 juta dalam lima hari

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR V wilayah Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, Rustam Aji mengatakan acara "Health Talk Show" yang digelar perusahaanya bertujuan memberi edukasi kepada masyarakat, setelah Indonesia dinaikkan statusnya menjadi Pandemi oleh World Health Organization (WHO).

"Perkembangan informasi resmi pemerintah mengenai jumlah pasien yang terjangkit corona, mendorong kami melakukan sosialisasi dan antisipasi untuk mengatasi kepanikan yang terjadi di masyarakat," jelasnya.

Pertamina MOR V, sebut dia juga telah menerapkan standar dan prosedur Health Safety, Security and Environment (HSSE) perusahaan, dan melindungi pekerja serta tamu yang berada di lingkungan operasi perusahaan, termasuk memastikan mereka aman dari penyebaran corona.

"Kepada pekerja, kami juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi melalui broadcast, surat edaran maupun talkshow seperti hari ini, untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan pekerja terhadap virus corona," tambahnya.

Rustam berharap, sosialisasi ini dapat meningkatkan kesadaran pekerja di Pertamina terutama untuk menjaga kebersihan dan menjaga diri, sebagai salah satu pencegahan agar tidak terjangkit virus corona.

Baca juga: Pertamina MOR V perluas pangkalan elpiji 3 kg di Jatim

Sementara narasumber lain dalam seminar itu, dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Unair, Dr dr Resti Yudhawati, Sp P (K) FAPSR mengatakan virus corona menyebar melalui tetesan (droplet) yang keluar melalui batuk dan bersin penderita COVID-19, yang menempel di benda-benda umum, kemudian menempel di tangan dan masuk ke saluran nafas.

"Cara yang paling efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona, adalah menjalankan budaya hidup sehat, salah satunya dengan rajin mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh, yang dapat membersihkan tangan dari berbagai kotoran dan kuman," lanjutnya.

Resti juga menyarankan, agar masyarakat mengurangi menyentuh area wajah terutama mata, hidung, dan mulut.

"Tangan kerap menyentuh banyak permukaan benda, yang bisa jadi ditempati virus, saat setiap orang berada di tempat umum, kemudian memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit," jelas dia.

Baca juga: Pertamina : Stok elpiji ukuran 3 kg di Jatim aman

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020