Manokwari (ANTARA) - Masyarakat Kampung Menarbu, Pulau Roon di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, akan menggelar prosesi adat Buka Sasi laut dan menyiapkan pesta makan ikan sepuasnya.
"Sasi adalah kearifan lokal masyarakat adat warisan leluhur kami. Dengan Sasi atau Kadup maksudnya kami melarang setiap aktivitas pencarian ikan dan biota laut lainya pada masa atau waktu tertentu," kata panitia penyelenggara Buka Sasi, Yosias Menarbu saat dihubungi dari Manokwari, Jumat.
Ia menyebutkan, aktivitas pencarian ikan di perairan Kampung Menarbu di tutup dengan prosesi adat pada Maret 2018 lalu. Setelah masa Sasi selesai pembukaan Sasi akan dilaksanakan pada 17 Maret 2020.
Menurutnya, tata cara adat yang dilakukan masyarakat ini bertujuan memulihkan dan menjaga laut dan seluruh isi di dalamnya agar tidak terjadi kerusakan akibat aktivitas penangkapan.
"Kadup sebetulnya sudah ada sejak zaman dahulu. Nenek moyang kami melakukan itu agar ekosistem laut tetap terjaga dan terbukti setelah masyarakat kembali melakukan itu ikan tambah banyak, ada udang juga, duyung dan lobster sekarang gampang dicari," kata dia.
Baca juga: Teluk Wondama kembali membuka program transmigrasi
Baca juga: Masyarakat adat Wondama serahkan tanah untuk bandara baru
Baca juga: Warga korban banjir Wondama butuh hunian tetap
Kegiatan buka Sasi digelar sekaligus untuk menggairahkan pariwisata di kampung tersebut. Wisatawan domestik dan mancanegara dipersilakan menyaksikan prosesi adat yang dilaksanakan masyarakat pada kegiatan tersebut.
Ia mengungkapkan, ada sejumlah obyek dan kegiatan wisata yang dipersiapkan masyarakat pada gelaran ini. Dari atraksi memberi makan ikan, trip mengelilingi Pulau Roon menggunakan perahu dayung, mengunjungi situs prasejarah/arkelogi, snorkeling hingga wisata memancing dan pesta makan ikan.
"Di sini ada Batu Mawi, masyarakat meyakini jika kita bisa mengangkat batu tersebut maka harapan atau apa yang hendak kita capai dapat terwujud. Ada juga sebuah gua, di dalamnya ada tengkorak manusia raksasa yang diyakini sebagai nenek moyang masyarakat Wondama," ujarnya lagi.
Pulau Roon adalah sebuah lokasi yang berada di ujung tanjung Kabupaten Teluk Wondama. Daerah tersebut masuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
Feronika Manohas, Community Outreach and Development Coordinator WWF-Indonesia di area TNTC mengutarakan, Kesadaran masyarakat Menarbu sudah sangat tinggi dalam menjaga alam. Mereka juga mulai sadar bahwa kampung tersebut memiliki potensi pariwisata.
Pihaknya berharap, dengan menerapkan kearifan lokal lingkungan terjaga dan masyarakat bisa menikmati kekayaan alam di wilayahnya.
"Potensi perikanan di Kampung Menarbu cukup tinggi sedangkan penduduk sedikit. Sebelum sasi, dulu sering ada penangkapan ikan ilegal (illegal fishing). Dengan Sasi, kini masyarakat bisa menikmati hasil melimpah, ada lobster, ikan karang, teripang dan lain sebagainya," kata Feronika.
Penyu, duyung dan Hiu Paus pun, kata Feronika, saat ini sudah mulai muncul kembali. Meskipun demikian beberapa hewan laut tidak boleh ditangkap karena dilindungi.
Menurutnya, dengan Sasi yang diterapkan masyarakat, terumbu karang di perairan kampung tersebut tumbuh dengan subur dan terjaga secara alami sehingga masyarakat tak perlu jauh-jauh mencari ikan.
"Tidak perlu ke laut dalam, tinggal jalan ke pantai saja kita bisa menyaksikan ikan bagus-bagus. Bahkan ada beberapa ikan cukup ditangkap dengan tangan kosong. Mereka menjadi jinak karena masyarakat biasa memberi makan," ucapnya lagi.*
Baca juga: Wabup ingin Wondama siapkan SDM pariwisata berkompetensi
Baca juga: Bupati Wondama: Pilkada jangan sampai merusak hubungan keluarga
Baca juga: Legislator minta pemda fokus tata sungai di Wondama-Papua Barat
Pewarta: Toyiban
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020