New York (ANTARA News) - Saham-saham AS di Wall Street berayun melemah pada Senin, menyusul aksi jual pada akhir perdagangan dan mengakhiri kenaikan selama empat hari berturut-turut.

Seperti dikutip AFP, indeks Dow Jones Industrial Average turun moderat 7,01 poin, atau 0,10 persen, menjadi ditutup pada 7.216,97 setelah membukukan kenaikan sembilan persen pekan lalu dari posisi terendah 12 tahun.

Indeks komposit saham teknologi Nasdaq jatuh 27,48 poin, atau 1,92 persen, menjadi 1.404,02 dan indeks Standard & Poor`s 500 merosot 2,66 poin, atau 0,35 persen, menjadi 753,89 karena para investor melakukan aksi ambil untung terhadap sebagian besar saham finansial.

"Pengejaran keuntungan meluas selama jam terakhir perdagangan, mendorong indikator utama pasar berakhir melemah untuk pertama kalinya dalam lima sesi perdagangan," kata Andrea Kramer dari Schaeffer`s Investment Research.

Indeks saham blue-chip Dow semula terlihat naik 167 poin sebelum menguap kembali.

Para pedagang mengatakan aksi ambil untung (profit-taking) tak dapat dihindarkan, karena sektor keuangan telah melonjak hampir 40 persen pada pekan lalu.

"Sektor finansial menunjukkan terus menguat mendorong pasar secara keseluruhan naik, namun kondisinya terlihat sudah kelebihan beli (overbought), sehingga para investor memutuskan untuk mengambil keluar sejumlah uangnya dari permainan," kata para analis di Briefing.com said.

Perubahan haluan pasar, menurut kepala strategi pasar Wachovia Securities, Al Goldman, bersamaan waktu dengan berita dari American Express.

Perusahaan kartu kredit ini melaporkan tingginya tingkat pelanggaran untuk Februari, dan sahamnya ditutup turun 43 sen menjadi 12,60 dolar AS, kata dia.

Para analis hati-hati terhadap ekspektasi setiap kenaikan berkelanjutan menyusul "rally" (kenaikan panjang) pada pekan lalu.

Paul Nolte, direktur investasi pada Hinsdale Associates, mengatakan ia masih mencemaskan "rush" menghentikan kebangkitan pasar dari paling bawah menjadi prematur.

"Karena, akibatnya, kami mungkin menarik kembali saham-saham yang dipegang yang diperkirakan harganya melemah pada pekan-pekan mendatang," kata dia.

Bob Dickey, seorang analis teknikal pada RBC Wealth Management, mengatakan dalam analisisnya, bahwa prospek untuk pekan ini "lebih banyak rally dengan serangan aksi ambil untung di sepanjang jalan."

"Apakah semua ini sebuah pantulan di sebuah pasar yang `bearish` (lesu) atau pergerakan naik dari posisi paling bawah masih menjadi pertimbangan, namun dengan pasar yang telah beranjak melewati proses posisi bawah lima bulan, kami yakin posisi terbawah pasar telah terjadi," kata dia.

Suasana pasar cerah pada awal perdagangan Senin, setelah Ketua Federal Reserve Ben Bernanke dalam sebuah wawancara televisi akhir pekan lalu mengatakan, resesi AS barangkali akan berakhir tahun ini.

Peristiwa lainnya dalam akhir pekan, juga mempermanis sentimen di Wall Street.

Para menteri keuangan dari Group 20 negara-negara berkembang dan maju, berjanji mengkoordinasikan dan melanjutkan upaya-upaya membantu menahan krisis keuangan masif pada sebuah pertemuan di London. Sementara kartel minyak OPEC memutuskan tidak mengurangi produksinya lagi, setidaknya hingga pertemuan Mei mendatang.

Di antara saham-saham keuangan, Citigroup turun 30,90 persen menjadi 2,33 dolar AS, sementara Bank of America turun 7,29 persen menjadi 6,18 dolar AS.

Di antara saham teknologi, Cisco Systems turun 0,39 persen menjadi 15,45 dolar AS, setelah mengumumkan rencana untuk mengklaim lebih banyak pasar teknologi pusat data, berpotensi meningkatkan persaingan antara raksasa jaringan dan rekanan jangka panjang Hewlett-Packard dan IBM.

Rencana Cisco, juga menyeret saham pembuat PC, Dell, jatuh 5,02 persen menjadi 8,90 dolar AS.

Sementara imbal hasil (yield) obligasi negara AS bertenor 10 tahun naik menjadi 2,951 persen dari 2,885 persen pada Jumat, dan pada obligasi negara AS berjangka 30 tahun naik menjadi 3,765 persen dari 3,672 persen. Harga dan yield obligasi berberak berlawanan arah.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009