Kandahar, Afghanistan (ANTARA News/Reuters) - Serangan bom bunuh diri menewaskan 11 orang, termasuk sembilan polisi, di Afghanistan selatan, Senin, sehari setelah salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa pekan ini dilancarkan terhadap pasukan asing, kata sejumlah pejabat.

Sejak akhir pekan, sembilan prajurit asing tewas dalam serangkaian serangan Taliban, dan itu merupakan pekan paling mematikan bagi pasukan asing di Afghanistan dalam beberapa bulan ini.

Penyerang Senin itu berjalan kaki dan meledakkan bom yang dipasang di tubuhnya ketika ia berada di antara sekelompok aparat di luar kantor polisi utama di Lashkar Gah, ibukota provinsi Helmand, kata seorang pejabat kepolisian.

Dua warga sipil juga tewas dalam serangan tersebut, kata Kementerian Dalam Negeri Afghanistan di Kabul dalam sebuah pernyataan. Duapuluh-sembilan orang, banyak dari mereka polisi, cedera.

Juga Senin, seorang calon penyerang bom bunuh diri yang bersenjatakan granat membunuh seorang polisi yang menjaga sebuah bangunan, dalam serangan terpisah di provinsi Farah, Afghanistan barat, kata seorang pejabat.

Penyerang itu ditembak mati oleh polisi lain ketika ia berusaha memasuki bangunan tersebut dan meledakkan dirinya, kata pejabat itu.

Hampir 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Pemerintah baru AS berencana mengirim 17.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.

Tahun lalu Taliban meningkatkan serangan-serangannya di Afghanistan. Hampir 1.500 warga sipil termasuk diantara lebih dari 4.000 orang yang tewas dalam konflik di Afghanistan sepanjang tahun itu.

Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukan pengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinan NATO.

Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas juga membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.

Jumlah prajurit internasional yang tewas di Afghanistan tahun ini mencapai sedikitnya 63, sebagian besar akibat serangan-serangan gerilya, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009