Jakarta (ANTARA) - “Ketakutan sering kali terjadi karena ketidaktahuan.” Pernyataan pemikir terkenal Amerika Serikat Ralph Waldo Emerson ini dapat membantu kita memahami apa yang sudah kita alami sejak Wabah Pneumonia Virus Corona Jenis Baru atau COVID-19 terjadi di Wuhan, China.
COVID-19 adalah virus jenis baru yang menyerang dengan ganas. Itulah sangat sulit untuk menanggulangi wabah itu bagi Tiongkok yang memiliki populasi penduduk sebanyak 1,4 miliar jiwa dan Kota Wuhan sebagai pusat epidemi kali ini yang memiliki populasi lebih dari 10 juta jiwa. Dengan dipimpin langsung oleh Presiden Xi Jinping, pemerintah China telah mengambil langkah-langkah yang paling komprehensif, ketat dan tuntas untuk menanggulangi wabah penyakit menular tersebut.
China telah membentuk sistem pencegahan dan pengendalian bersama di seluruh negeri, telah mengambil langkah yang paling ketat dan menyeluruh untuk mengisolasikan sejumlah kota yang tingkat epideminya tinggi atau serius.
China memperpanjang masa liburan dan menunda jadwal kembali kerja tanpa ragu-ragu untuk menanggung kerugian ekonomi. China dengan mengoordinasikan sumber daya medis seluruh negeri, hanya dalam kurun waktu 15 hari sudah berhasil merampungkan pembangunan dua rumah sakit profesional di Wuhan yang masing-masing dapat menyediakan 1.000 dan 1.500 tempat tidur.
China dalam waktu pertama telah menentukan urutan gen virus, mempelajari dan menentukan cara diagnosa dan pengobatan, China melaporkan informasinya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagi informasinya dengan lembaga-lembaga penelitian ilmiah di seluruh dunia… China berkeyakinan dan berkemampuan untuk memenangkan perang melawan COVID-19.
Dengan diupayakan semaksimalnya, situasi epidemi China kini telah mengalami perubahan positif dan nyata. Misalnya, jumlah kumulatif pasien yang sudah sembuh terus meningkat, jumlah kasus baru yang telah terdiagnosa menurun tajam, kecepatan penyebaran virus itu juga melamban secara signifikan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, langkah-langkah yang diambil China itu tidak hanya melindungi warga negaranya sendiri, tapi juga telah melindungi rakyat seluruh dunia, WHO sangat mengapresiasi hal tersebut.
Ada netizen luar negeri China berkomentar bahwa China tidak hanya melawan wabah virus untuk rakyatnya sendiri, namun juga berjuang di garis depan untuk seluruh dunia!
Baca juga: Cegah COVID-19, Presiden Jokowi saksikan pembersihan masjid Istiqlal
Tetangga bersahabat
China dan Indonesia merupakan tetangga yang bersahabat dan memiliki tradisi saling membantu dalam mengatasi tantangan besar dan mendadak, antara lain, musibah tsunami di Samudra Hindia, gempa bumi Wenchuan dan epidemi SARS.
Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping pernah mengadakan pembicaraan melalui telepon setelah terjadinya wabah COVID-19. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia akan selalu berdiri bersama dengan rakyat China.
Pemerintah Indonesia telah mengirim sejumlah material medis dengan pesawat carter untuk evakuasi warga Indonesia. Baik acara “Spirit For Wuhan” yang digelar di Jakarta, maupun video lagu “ Semangat Wuhan (wuhan jiayou)” yang dinyanyikan seorang polisi Indonesia, semua rasa simpati, kepercayaan dan dukungan berbagai kalangan Indonesia kepada China dalam penanggulangan wabah kali ini telah menghangat dan mendorong warga China.
Virus memang menyebar tanpa perbatasan. Dunia kini adalah komunitas senasib sepenanggungan manusia, dimana anda memiliki saya, dan saya memiliki anda. Dalam perang melawan epidemi, jalan keluar yang satu-satunya adalah saling membantu dan bekerja sama.
Itulah dapat dipahami adanya kekhawatiran dunia atas situasi wabah di China dan kesehatan sanak keluarga mereka yang berada di China, akan tetapi kepanikan yang dibuat secara sengaja sebenarnya sama sekali tidak perlu.
Baca juga: ITB tutup sementara kunjungan dari sekolah terkait Covid-19
Kepanikan lebih mengerikan daripada COVID-19, kepercayaan lebih berharga daripada mutiara. Saat ini, COVID-19 sedang menyebar cepat di Korea Selatan, Jepang, Italia dan negara-negara lainnya. Semakin banyak orang menyadari bahwa COVID-19 adalah musuh bersama seluruh dunia.
Pencegahan dan pengendalian bukan perang antar negara atau perang antar sesama manusia. Penanggulangan wabah membutuhkan pengertian dan dukungan dari masyarkat internasional dan harus diatas bersama-sama. Epidemi COVID-19 sekali lagi mengingatkan rakyat seluruh dunia bahwa komunitas senasib sepenanggungan sangat diperlukan!.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kasus baru konfirmasi positif virus corona COVID-19 di 117 negara per 12 Maret 2020 sebanyak 6.703 kasus dengan total menjadi 44.067 kasus.
Baca juga: Seorang pekerja Fiat Chrysler dinyatakan positif COVID-19
Berdasarkan laporan situasi harian COVID-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip di Jakarta, Jumat, secara total terdapat 125.048 kasus di seluruh dunia dengan 4.613 angka kematian.
Sebanyak 6.729 kasus baru terjadi per hari kemarin yang rinciannya 6.703 kasus terjadi di 117 negara dengan total 1.440 angka kematian (310 kematian baru), dan 26 kasus baru terjadi di China dengan total 3.173 kematian (11 angka kematian baru).
Kasus baru di 117 negara sebanyak 6.703 kasus per hari adalah kasus baru terbanyak yang pernah terjadi selama penyebaran virus COVID-19 berlangsung. Total kasus terkonfirmasi di 117 negara sebanyak 44.067 kasus, atau sudah lebih dari separuh dibandingkan total kasus yang terjadi di China yaitu 80.981 kasus.
Baca juga: Duterte umumkan "penguncian" Manila untuk perangi corona
*) Xu Qian adalah dosen Pusat Penelitian Indonesia Hebei Normal University, China.
Copyright © ANTARA 2020