Canberra (ANTARA News/Reuters) - Pemerintah federal Australia akan memangkas angka imigrasi negeri itu untuk pertama kali selama satu dasawarsa terakhir, seiring dengan resesi yang merebak dan rasio pengangguran yang melonjak tajam di Australia, kata Menteri Imigrasi Chris Evans, Senin.

"Kami akan memotong angka imigrasi dari 133.500 jadi 115.000, sehingga pemangkasan terjadi sebanyak 14 persen," kata Evans dalam siaran radio nasional.

"Kami tidak ingin orang yang berdatangan dari luar negeri akan bersaing dengan orang Australia untuk memperebutkan lapangan pekerjaan yang terbatas," ujarnya.

Angka pengangguran di Australia telah melonjak tajam menjadi 5,2 persen dari 4,8 persen bulan lalu, sementara sektor pekerjaan yang paling parah terkena efek adalah para pekerja penuh waktu.

Sebagian kelompok memperkirakan angka pengangguran akan naik hingga 7 persen pada pertengahan tahun 2010, meskipun sebagian ekonom khawatir angka itu akan lebih tinggi lagi bahkan mencapai 10 persen.

Evans, yang pada Desember lalu mengeluarkan pekerjaan penata rambut dan koki dari daftar pekerja yang dibutuhkan di Australia, mengatakan bahwa kini negeri Kanguru itu membutuhkan para pekerja penata bata, tukang ledeng, tukang kayu, dan tukang listrik sebagai jenis pekerja yang akan diterima oleh Australia untuk migrasi.

Pemangkasan berikutnya sangat mungkin terjadi dalam anggaran Mei 12, demikian disebutkan oleh media lokal, sehingga jenis pekerja yang akan diterima untuk migrasi hanya tinggal tenaga kesehatan, insinyur, dan teknologi informasi.

"Apa yang akan kita lakukan adalah menyelenggarakan dalam program lebih kecil dan menjaga kapasitas tetap sanggup membuat kami membuka diri terhadap tenaga kerja seiring dengan pertumbuhan pembangunan pada beberapa tahun berikutnya," kata Evans.

Australia adalah negara yang terbangun di atas pondasi migrasi dan negeri itu menikmati manfaat lonjakan migrasi selama satu dasawarsa trakhir untuk mengisi kekurangan tenaga kerja.

Namun enam mitra utama dagang Australia kini tengah berada di dalam resesi dan pertumbuhan ekonomi sedang terancam. Australia pun mulai mendekati kondisi resesi bulan Maret ini dan angka pertumbuhan ekonomi menyusut 0,5 persen.

Pemerintah berharap paket stimulus 42 miliar dolar Australia (27,5 miliar dolar Amerika) yang baru-baru ini diumumkan, termasuk pembagian uang tunai dan pengeluaran sektor infrastruktur, akan membantu memulihkan perekonomian yang sedang kurang baik.

Namun Kamar Dagang dan Industri Australia mengatakan bahwa pemerintah seharusnya tidak terlalu mengurangi angka migrasi, karena masih banyak jenis pekerjaan berketerampilan yang kekurangan pasokan tenaga kerja.

"Kami lebih cenderung memilih posisi status quo," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Australia Peter Anderson.

Sekitar satu dari empat warga Australia yang total berjumlah 21 juta terlahir di luar Australia, dan negeri itu telah secara aktif mencoba menarik para pekerja berpengalaman, lewat pameran imigrasi di kampus-kampus dan mereka di Eropa, Inggris, dan India.

Penerimaan imigrasi Australia terus naik setiap tahun sejak 1997, meskipun angka sempat turun sekitar 20.000 pada periode tahun 2001-2002.

Australia telah menerima sekitar 7 juta orang imigran sejak berakhirnya Perang Dunia II.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009