"Untuk tingkat puskesmas dan RSUD (rumah sakit umum daerah) sudah (sosialisasi). Puskesmas lebih ke arah pencegahan. Kami akan rakor juga," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Bogor dr Kusnadi kepda Antara di Bogor, Kamis.
Menurutnya, petugas puskesmas se-Kabupaten Bogor akan berkoordinasi dengan para petugas kecamatan setelah menerima materi mengenai COVID-19 dari Dinkes Kabupaten Bogor.
"Tentang apa itu infeksi COVID-19, gejala apa, akan menular ke siapa, bagaimana cara penulannya, bagaimana kalau terjadi gejala tersebut kemudian harus kemana. Terus bagaimana pencegahannya ini yang penting," ujar dr Kusnadi.
Pemkab Bogor, katanya, tengah meningkatkan kewaspaan terhadap penularan COVID-19, meski belum ada orang dinyatakan terindikasi corona berasal dari Bogor.
Kewaspadaan itu tertuang dalam Instruksi Bupati Bogor Nomor 90 tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan infeksi COVID-19.
Instruksi ditandatangani Bupati Ade Yasin tanggal 4 Maret 2020 yang berisi beberapa poin langkah antisipasi pencegahan dan menyiapkan fasilitas kesehatan jika ada pasien terindikasi COVID-19.
Lewat instruksi ini, Ade Yasin meminta dinas kesehatan, puskesmas, camat hingga kepala desa/lurah, lebih gencar menyosialisasikan cara penularan dan pencegahan virus corona.
"Terutama puskesmas, harus lebih memantau di sekitar wilayah kerjanya dan melakukan deteksi dini virus corona dengan berkoordinasi dengan dinas kesehatan," kata Ade Yasin.
Politisi Partai Persatuan Pembangungan (PPP) itu juga memastikan seluruh rumah sakit, baik swasta maupun milik pemerintah, memiliki ketersediaan ruang isolasi, alat pelindung diri (APD), dokter dan tata cara penanganan corona.
"Kami membuka layanan di dinas kesehatan melalui sambungan cepat 24 jam di nomor 119 atau posko layanan kegawatdaruratan medis di 021-87901590 dan WhatsApp 081212349911," tuturnya.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020