Sajingan Besar, Kalbar (ANTARA News) - PT PLN (Persero) akan memperluas kerja sama dengan Sarawak Energy Berhard (SEB) di Kalimantan Barat untuk interkoneksi dan pembelian energi listrik. Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar di Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Minggu, mengatakan, 19 Februari lalu sudah dilakukan penandatanganan "Heads of Agreement" antara PLN dan SEB dalam proyek interkoneksi jaringan Sarawak - Kalbar. "Pihak SEB akan memasok listrik dari sistem 275 kV (kilo Volt) di Serawak ke Bengkayang di Kalbar dengan target realisasi tahun 2011 hingga 2012," kata Fahmi Mochtar saat peresmian Pembelian Energi Listrik dari SEB oleh PT PLN Wilayah Kalbar untuk Sajingan di lokasi Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Aruk. Ia menambahkan, pada tahap awal PLN Kalbar akan membeli listrik sebesar 200 kVA (kilo Volt Ampere) dari SEB untuk melayani 380 rumah tangga di Kecamatan Sajingan Besar. Selain di Sajingan Besar, PLN juga membeli listrik dari SEB untuk penduduk di Badau, Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, yang terletak di kawasan perbatasan, sebesar 400 kVA.Targetnya, akhir Maret 2009 sudah realisasi. Menurut Fahmi Mochtar, pembelian listrik dari Malaysia di Sajingan Besar merupakan yang pertama di Indonesia. Namun, lanjut dia, hal itu sudah sering dilakukan antarnegara Asia Tenggara seperti Thailand dengan Laos. PLN juga berkeinginan mewujudkan jaringan interkoneksi di negara-negara ASEAN. "Dari 14 proyek interkoneksi, tiga diantaranya berkaitan dengan Indonesia," kata Fahmi Mochtar. Yakni interkoneksi Batam - Singapura, Sumatera - Malaysia Semenanjung dan Kalbar - Sarawak. Sesuai konsep Kerja Sama Ekonomi ASEAN, keseluruhan proyek interkoneksi itu diharapkan selesai pada 2015. General Manajer (GM) PLN Wilayah Kalbar, Denny Pranoto mengatakan, kapasitas pembelian listrik dari SEB akan ditingkatkan. "Untuk Sajingan Besar, rencananya menjadi 1000 kVA dengan target jaringan mencapai Kecamatan Galing yang berjarak 34 kilometer dari Aruk," kata Denny Pranoto. Denny Pranoto mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan dana untuk peningkatan kapasitas itu melalui APBN Tahun Anggaran 2009. Sebanyak empat desa akan dilalui jaringan listrik tersebut dari Aruk ke Galing. "Untuk mendukung listrik di Galing yang sudah disuplai dari PLN Sambas,` kata Denny Pranoto. Sedangkan untuk Kecamatan Entikong yang berbatasan dengan Tebedu, Sarawak, sesuai kesepakatan dan nota kesepahaman akan dialiri listrik dari SEB sebesar 500 kVA hingga 1.000 kVA. "Pelaksanaannya secara bertahap sesuai kemampuan jaringan," kata Denny Pranoto. Chairman SEB Datok Abdul Hamid Sepawi mengatakan, listrik lintas batas itu merupakan langkah besar untuk kerja sama antara PLN dan SEB. Datok Abdul Hamid Sepawi melanjutkan, tidak menutup kemungkinan di masa mendatang Kalbar yang akan memasok listrik ke Sarawak. "Kita tahu, bagian Kalimantan banyak batu bara, potensi-potensi untuk pembangkit hidro, atau energi lain yang menghasilkan listrik," kata Datok Abdul Hamid Sepawi. Gubernur Kalbar Cornelis mengatakan sejak Indonesia merdeka baru sekarang warga di Sajingan Besar merasakan adanya aliran listrik sepanjang waktu. Sebelumnya warga Sajingan Besar hanya menikmati listrik pada malam hari. Kalbar, lanjut dia, merupakan sumber energi. "Batu bara ada di Sintang, air, hingga nuklir karena Kalbar punya Uranium," kata Cornelis. Namun, semua itu sulit direalisasikan karena keterbatasan infrastruktur di pusat-pusat sumber energi. "Kita terhambat oleh modal lancar, atau uang," kata Cornelis. Pembelian listrik dari Sarawak untuk mengatasi sementara kekurangan energi listrik di perbatasan. "10 hingga 15 tahun mendatang, semoga ketergantungan itu teratasi," kata Cornelis. Ia pun berharap warga di Sajingan Besar membayar listrik tepat waktu karena pemerintah dan PLN telah berupaya agar mereka mendapat pasokan listrik sepanjang waktu. Komandan Korem 121 Alam Bhana Wannawai (ABW) Kol (Inf) Nukman Kosadi di tempat terpisah mengingatkan agar ketergantungan Kalbar terhadap energi listrik dari Malaysia, tidak terlalu besar. "Bisa saja ke depan menjadi masalah," kata dia.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009