kalau dilock down, kita tidak bisa berbuat apa-apa
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mengatakan hingga saat ini belum ada opsi untuk melakukan isolasi atau "lock down" dalam menangani wabah virus Corona jenis baru (COVID-19).
Hal itu dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis malam.
"Kami tidak memiliki opsi 'lock down'" ujar dia.
Yurianto yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, mengatakan hingga saat ini pemerintah juga belum pernah membicarakan rencana untuk melakukan isolasi, seperti yang sudah dilakukan beberapa negara di dunia, yakni Italia dan Denmark.
Baca juga: Pemerintah periksa spesimen dua pasien meninggal bergejala COVID-19
Baca juga: RSUD Garut periksa tenaga kerja asing baru tiba dari Tiongkok
Menurut dia, COVID-19 memang sudah beralih status menjadi pandemi dunia, sesuai pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun pemerintah Indonesia sudah meningkatkan kewaspadaan.
Yurianto menyebut pengalaman "lock down" yang dilakukan Jepang terhadap kapal Diamond Princess juga telah menunjukkan berbagai ragam dampak. Setelah diisolasi, penularan COVID-19 di kapal tersebut justeru meningkat dengan cepat. Hal itu karena, dengan isolasi, akses kedatangan dan kepergian individu sudah tertutup, sehingga angka penularan virus terhadap masyarakat akan meningkat.
"Kalau dilock down, kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Saat ini, terdapat 34 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Tiga di antaranya sudah dinyatakan sembuh, dan satu kasus pasien meninggal dunia.
Yurianto juga menjelaskan saat ini pemerintah telah mengisolasi 12 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) baru yang merupakan kontak dekat dari pasien positif corona dan juga pasien yang baru kembali dari wilayah di luar negeri yang terjangkit corona.
Baca juga: Gorontalo Utara masih pikir-pikir terkait kedatangan kapal pesiar
Baca juga: DKI rumuskan pembatasan jam buka restoran antisipasi COVID-19
Baca juga: Waka Komisi III: Tutup penerbangan negara terinfeksi COVID-19
Kesiapan Alat
Dengan status pandemi COVID-19, Yurianto mengatakan semua negara kini menyiapkan pelbagai alat kesehatan seperti masker, kacamata, hingga obat-obatan. Pemerintah Indonesia juga menyiapkan 10 ribu satu set alat (kit) dan 15 juta masker.
"Termasuk jumlah kebutuhan kit laboratorium pemeriksaan yang masing-masing akan membutuhkan. Kita sudah menyiapkan 10 ribu kit, dan akan kita tambah lagi," kata Yuri.
Dia mengatakan, BUMN dan BUMD juga memastikan ketersediaan masker untuk warga Indonesia.
"Lebih kurang 15 juta masker juga sudah disiapkan semuanya. Tetapi ini bukan suatu jumlah yang kita anggap kurang atau kita anggap cukup, tidak," kata Yuri.
Baca juga: Penumpang kapal pesiar Coral diterbangkan ke Australia
Baca juga: Lima WNA ditolak masuk Juanda bukan karena COVID-19
Baca juga: Kondisi pasien RSUD Singkawang yang diduga corona semakin membaik
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020