Beijing (ANTARA News/Xinhuanet/OANA) - Orangtua yang ingin menanamkan kebiasaan makan yang baik pada anaknya, terutama remaja, mesti memastikan bahwa mereka harus menanamkan kebiasaan makan bersama keluarga.

Satu studi jangka panjang pertama yang meneliti manfaat makan bareng keluarga dan ditempuh beberapa peneliti pada School of Public Health, Universitas Minnesota, mendapati bukti bahwa makan bareng berdampak besar pada remaja karena mendorong tumbuhnya kebiasaan makan sehat dan pilihan gizi yang baik.

"Temuan ini menunjukkan makan bareng secara rutin selama masa peralihan dari awal sampai pertengahan masa remaja secara positif berdampak pada perkembangan prilaku sehat pemuda," kata Teri L. Burgess-Champoux yang mengerjakan studi itu.

"Pentingnya kebersamaan dalam berbagi pengalaman waktu makan dengan landasan konsisten selama masa perkembangan penting ini mesti ditekankan oleh orang-tua, penyedia perawatan kesehatan dan pendidik," katanya.

Para peneliti mengkaji data dari Project EAT, studi yang meneliti faktor sosio ekonomi, pribadi dan prilaku apa yang mempengaruhi kebiasaan makan hampir 400 anak.

Semua siswa diminta menjawab semua pertanyaan ketika mereka berusia 12 sampai 13 tahun dan selama lima tahun kemudian.

Selama masa 10 tahun pertama, 60 persen anak secara rutin makan bersama keluarga mereka, sedangkan 30 persen melakukannya belakangan selama masa remaja.

Anak yang makan lima kali atau lebih setiap pekan bersama keluarga mereka baik pada awal maupun pertengahan masa remaja, menyantap makanan yang lebih sehat dengan banyak sayuran dan makanan yang kaya kalsium, serat dan mineral lima tahun kemudian.

Meskipun makan rutin bareng dengan keluarga ini berkaitan dengan pola makan yang lebih baik, secara keseluruhan makanan yang memadai tak menjadi capaian studi tersebut, kata para peneliti itu.

Temuan tersebut disiarkan pada Journal of Nutrition Education and Behavior, terbitan terakhir. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009