Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,0 yang pada Kamis (12/3) pukul 15.03 WIB terjadi di selatan Pulau Jawa menurut hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sumbernya sangat dekat dengan sumber gempa dahsyat yang merusak pada 27 September 1937.

"Lokasi sumber gempa ini sangat menarik karena sangat dekat dengan sumber gempa dahsyat yang mengguncang dan merusak di Pulau Jawa pada 27 September 1937," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Menurut Daryono, gempa dengan magnitudo 7,2 yang terjadi tahun 1937 skala dampaknya sampai VII-IX MMI dan menyebabkan 2.200 rumah roboh.

Berdasarkan hasil analisis BMKG, episenter gempa Kamis (12/3) berada di laut pada kedalaman 53 km di koordinat 9.06 LS dan 110.56 BT, tepatnya 113 km arah barat daya Kota Pacitan.

Gempa dangkal yang terjadi karena subduksi Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia itu getarannya dirasakan di Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, Bantul, Klaten, Wonosari, dan Yogyakarta pada skala intensitas II-III MMI atau terasa seakan akan ada truk lewat.

Di Cilacap, Trenggalek, dan Purworejo, getaran gempa tersebut dirasakan lemah dalam skala intensitas II MMI, menyebabkan benda-benda yang digantung bergoyang.

Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang timbul akibat gempa bumi tersebut, yang menurut pemodelan tidak berpotensi menyebabkan tsunami.

Baca juga:
Gempa 5,0 SR di selatan Pulau Jawa dirasakan warga Bantul
LIPI: gempa di selatan Jawa 400 tahun lalu bisa berulang

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020