Batam (ANTARA News) - HM Jusuf Kalla menyatakan telah mendapat dukungan dari DPD-DPD Partai Golkar untuk maju selaku calon presiden, dan pencalonannya tinggal diformalkan dengan pengumuman DPP Partai Golkar.

"Pengumuman itu masih perlu menunggu hasil dari Pemilu Legislatif 2009, 9 April," kata Kalla selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar dalam pertemuan dengan kader se-Kepulauan Riau, di Batam, Jumat malam.

Ia mengatakan, formalitas itu belum dilakukan DPP karena tidak ingin mendahului hasil dari pemilu yang tinggal 28 hari lagi, dan supaya tidak pecah konsentrasi untuk menang.

Suatu partai hanya dapat memajukan kadernya menjadi calon presiden bila meraih 20 persen dari total suara pemilih, atau harus bergabung dengan partai lain dalam pencalonan tersebut, katanya.

Ia yang juga Wakil Presiden menyatakan siap menerima amanah dan yakin akan dapat memimpin bangsa dan negara dengan cepat untuk menjadi lebih baik, bermartabat dan disegani bangsa-bangsa lain.

Kalla menyatakan selain sebagai pengusaha, ia telah berpengalaman dalam pemerintahan antara lain sebagai anggota DPR/MPR dan beberapa jabatan menteri hingga Wakil Presiden.

Temu Kader Partai Golkar ini dihadiri sejumlah pihak di antaranya Ketua DPD Partai Golkar Kepri Anshar Ahmad, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Kepri Ismeth Abdullah, serta para ketua partai itu dari tujuh kabupaten-kota se-Kepri.

Ketua Umum DPP Partai Golkar menyatakan terima kasih atas dukungan bagi pencalonannya, namun meminta semua kader dan simpatisan partainya agar berusaha keras mendapatkan suara pemilih minimal 30 persen.

Ia menyebutkan Partai Golkar yang telah berusia 45 tahun telah banyak dikenal rakyat dan teruji, tetapi bersama partai-partai lain harus membuktikan apakah lulus dalam "ujian nasional" bernama Pemilu Legislatif 2009.

Menurut Anshar Ahmad, dalam Pemilu Legislatif 2009, Partai Golkar se-Kepri mencalonkan 210 orang kadernya untuk tiga kursi DPR, serta kursi-kursi di DPRD Provinsi Kepri, kabupaten dan kota dengan target minimal menang 30 persen dari seluruh suara.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009