Kupang (ANTARA News) - Sebagian besar pemilih di pedesaan Nusa Tenggara Timur (NTT) belum memahami tata cara menyalurkan suaranya pada pemilu legislatif 9 April.

"Saya menduga, sosialisasi dari KPU sangat minim sehingga pemilih di desa-desa banyak yang tidak mengetahui tata cara menggunakan hak suara," kata anggota DPRD NTT dari Partai Golkar Frouke Rebo di Kupang, Jumat.

Ia memperkirakan, banyak suara tidak sah dalam pemilu nanti akibat rumitnya sistem pemilu seperti penggunaan tanda centang, menilik nomor urut calon legislatif dan parpol. serta besarnya lembar surat suara.

Ironisnya ia mengakui KPU sudah memainkan peran maksimal dalam sosialisasi dan menilai media massa telah memainkan peran bagus dalam pemilu legislatif.

"Tetapi, nampaknya tetap saja banyak orang, terutama rakyat di kampung-kampung belum paham, karena sosialisasi oleh KPU dan berita media massa belum menjangkau semua lapisan masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, KPU belum terlambat melakukan sosialiasi lebih luas dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki pemerintah dan jaringan media massa.

Dari hasil peninjauan di lapangan, tambahnya, pengetahuan warga di Kota Kupang soal Pemilu 2009 masih terbatas, bahkan ada yang belum tahu pemilu legislatif berlangsung pada 9 April.

Simulasi yang digelar KPU di sejumlah tempat di Kupang memperlihatkan, tingkat kekeliruan mencapai 20 persen padahal itu berlangsung di tengah kota yang masyarakat pemilihnya memiliki pengetahuan memadai soal Pemilu 2009. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009