London, (ANTARA News) - OPEC pada pertemuan Minggu mendatang akan memutuskan antara memangkas produksi minyak lagi dan menyetujui untuk mematuhi penurunan produksi yang diumumkan akhir tahun lalu, dalam upaya memerangi merosotnya harga minyak mentah, kata para dealer.

AFP melaporkan , para menteri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan berkumpul di Wina, rumah untuk kantor pusat kartel, untuk sebuah pertemuan reguler tentang produksi.

OPEC, yang anggotanya memompakan 40 persen dari pasokan minyak dunia, pada akhir 2008 sepakat untuk mengurangi produksi 4,2 juta barel per hari untuk mencegah kemerosotan harga.

Sejak Juli lalu, harga minyak telah jatuh dari rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barel menjadi sedikit di atas 40 dolar AS saat ini karena penurunan ekonomi global mengurangi permintaan untuk energi.

Presiden OPEC Jose Maria Botelho de Vasconcelos, yang juga memakili negara anggota Angola, mengatakan bahwa kartel dapat memutuskan pada Sabtu untuk memangkas produksinya lagi keempat kalinya sejak September lalu.

"Jika itu diperlukan, kami akan memutuskan lagi .... pada sebuah penurunan produksi," kata de Vasconcelos kepada majalah Jerman, Der Spiegel.

Sementara produsen minyak OPEC terkemuka, Arab Saudi, mengindikasikan pihaknya akan meminta para anggota mematuhi seluruh pemangkasan produksi sebelumnya, sebelum melakukan pemangkasan baru.

"Arab Saudi telah membuat jalan ke Wina sedikit licik melalui isyarat kepada pers lokal bahwa mereka ingin melihat kepatuhan yang tinggi sebelum melakukan penurunan baru," kata analis Petromatrix, Olivier Jakob.

"Jika raja (Arab Saudi) pasti ingin memiliki harga minyak 75 dolar AS per barel (seperti dikesankan), ini akan meminta sebuah pengurangan produksi lagi -- namun pada tahap ini, tampaknya di Wina akan menjadi lebih banyak perdebatan daripada di Oran."

Kuota produksi harian resmi kartel berada pada 24,84 juta barel menyusul pertemuan terakhir OPEC di Oran, Aljazair, pada Desember lalu -- dimana produksi dipangkas pada rekor 2,2 juta barel.

Anggota OPEC garis keras, Iran dan Venezuela, telah membuat kejelasan bahwa mereka akan meminta pemangkasan produksi lagi, sementara Libya mengindikasikan bahwa pengurangan produksi masih sebuah kemungkinan.

Menteri Energi Aljazair dan mantan Presiden OPEC Chakib Khelil kepada AFP mengatakan, pasar akan terus merosot jika kartel menahan diri untuk memangkas produksi.

"Jika itu tidak dilakukan, harga akan turun dalam kuartal kedua," kata Khelil, menambahkan bahwa pasar masih kelebihan pasok dan mayoritas anggota OPEC mendukung penurunan.

Analis minyak IHS Global Insight, Simon Wardell menambahkan: "Terlihat kemungkinan sebagian besar anggota OPEC masih mendorong untuk sebuah penurunan."

"Pada keseimbangan, sebuah penurunan kecil tampak dimungkinkan, sekitar 500.000-750.000 bph, mungkin ditunda untuk memberikan waktu kepada pasar menyetarakan dengan penurunan produksi OPEC sebelumnya," tambah dia.

Analis Deutsche Bank, Adam Simiensky, memperhitungkan OPEC akan menggantung tembakan di tengah ketidakpastian prospek permintaan minyak yang mengerikan dalam resesi yang memukul Inggris, Zona Euro, Jepang dan Amerika Serikat -- konsumen energi terbesar dunia.

"Penurunan kuota lainnya akan dilakukan lain waktu pada 2009, namun tidak perlu pada pertemuan mendatang," kata dia.

China -- negara konsumen energi terbesar kedua setelah Amerika Serikat -- juga sedang mengalami pelambatan tajam.

OPEC terdiri dari Aljazair, Angola, Ekuador, Iran, Irak, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Venezuela. Irak satu-satunya anggota tanpa kuota produksi menyusul kekacauan di negara tersebut.

Dalam beberapa bulan terakhir, OPEC juga menyerukan negara non anggota OPEC, seperti Rusia dan Azerbaijan, untuk memangkas produksi minyak mereka.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009