Tokyo (ANTARA News) - Kebesaran Kerajaan Majapahit menarik perhatian para arkeolog dan kalangan akademisi Jepang, apalagi kedua negara juga meyakini bahwa hubungan Indonesia - Jepang sudah berlangsung sejak zaman keemasan kerajaan terbesar di Indonesia tersebut.
Adanya hubungan sejarah tersebut perlu dipertegas melalui berbagai kegiatan kerjasama yang bisa membuktikan sejarah kedekatan hubungan tersebut, apalagi kedua kerajaan juga diyakini tidak pernah bisa ditaklukkan oleh kekaisaran China, demikian kesimpulan dalam seminar yang berlangsung di Tokyo, Kamis.
"Adanya hubungan dengan kerajaan Jepang didasarkan pada temuan di situs Trowulan berupa barang pecah belah buatan kerajaan Jepang pada abad ke-13," kata arkeolog Indonesia I Made Kusumajaya, yang tampil sebagai pembicara pertama.
Dari situs itulah, katanya, banyak ditemukan baran-barang pecah belah lainnya dari Jepang yang terbuat dari porselen. Situs Trowulan, di Mojokerto, Jawa Timur, merupakan bekas ibukota Kerajaan Majapahit, dan kini terus dilakukan penggalian terhadap situs tersebut guna menemukan bukti-bukti lainnya.
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terakhir di semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Peneliti dari Ditjen Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata itu mengatakan, sejarah kebesaran Majapahit dan hubungannya yang jauh sampai ke beberapa negara, seperti Jepang, perlu dibuktikan lagi melalaui penggalian situs ataupun penemuan bukti-bukti sejarah lainnya.
Selain dengan Jepang, kebesaran Kerajaan Majapahit juga bisa dilihat dari "hubungan diplomatiknya" yang luas dengan kerajaan-kerajaan lain di kawasan Asia, mulai dari Kerajaan Campa, Kamboja, Siam (Thailand), Birma (kini Myanmar), Vietnam, dan China.
Sementara itu, Rektor Tokyo University of the Arts Ryohei Miyata kepada ANTARA mengatakan, ada banyak makna yang bisa dipetik dari mempelajari sejarah Kerajaan Majapahit, yaitu kebudayaan dan kebesaran kerajaan-kerajaan di Asia.
Dari sini, katanya, bisa diperoleh pengertian yang mendalam dan kerjasama bagi upaya peningkatan hubungan kedua negara di masa depan. Itu sebabnya upaya-upaya untuk menggali peninggalan Kerajaan Majapahit perlu terus dilakukan.
"Akan bisa ditemukan kesamaan-kesamaan di antara Kerajaan Majapahit dan Jepang. Di Jepang sendiri sebagian besar bukti-bukti mengenai kerajaan Jepang sudah berhasil ditemukan, sedangkan di Indonesia masih sangat kurang," kata Miyata.
Ia juga mengatakan perlunya Jepang membantu setiap upaya penelitian dan penggalian bukti-bukti sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia, khususnya Kerajaan Majapahit.
Kapal Majapahit
Jepang sendiri merencanakan akan membantu pembuatan kapal yang biasa dipakai kerajaan Majapahit untuk berhubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya di Asia.
"Kapal ini nantinya persis seperti yang dibuat pada zaman Majapahit dulu, tidak ada paku besinya ataupun skrup-nya," kata tokoh masyarakat pendukung pertukaran kebudayaan Indonesia-Jepang Luluk Sumiarso.
Menurut Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu, kapal itu nantinya akan melakukan pelayaran ke Jepang untuk menjadi simbol kedekatan hubungan yang sudah terjalin sejak abad 13.
Abad 13-14 merupakan masa-masa kejayaan Kerajaan Majapahit yang berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 Masehi.
Kapal ini nantinya juga menjadi bukti terjalinnya hubungan yang kuat antara Kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan besar lainnya di Asia.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009