Cirebon (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka Pusat Informasi Pasar Modal di kota-kota yang berdasarkan perkembangan ekonomi cukup baik terutama diukur dari pendapatan per kapita.
"Kami merencanakan buka PIPM di dua tempat lagi, namun belum dipastikan dikota mana karena masih dalam kajian," kata Dirut BEI Erry Firmansyah kepada wartawan usai pembukaan PIPM Cirebon, Jabar, Kamis malam.
Dikatakannya, dengan dibukanya PIPM tersebut akan membantu masyarakat dalam memahami seluk beluk pasar modal.
Di bagian lain, ia mengatakan selama ini masyarakat Indonesia masih sedikit investor yang menanamkan investasinya melalui pasar modal.
Investor di Indonesia hanya sekitar satu juta. "Itu artinya, hanya sekitar 0,25 persen dari penduduk Indonesia yang berinvestasi melalui pasar modal," katanya.
Bandingkan dengan China yang berpenduduk sekitar 1,3 miliar, investornya di pasar modal mencapai 170 juta jiwa atau sekitar 10 persen, di Malaysia mencapai empat juta jiwa dan Singapura dengan penduduk sekitar 4,5 juta jiwa yang menanamkan modalnya melalui busa saham mencapai satu juta orang,
Masih kecilnya, partisipasi masyarakat Indonesia berinvestasi di pasar modal karena sifatnya berinvestasi masih tradisional. "Kalau ada uang masih memilih deposito atau beli berlian," katanya.
Selain itu, calon investor seakan-akan takut risiko bila berinvestasi melalui pasar modal. "Padahal setiap berinvestasi di bidang apapun ada risikonya," katanya.
Dengan adanya PIPM maka calon investor akan mengetahui, cara-cara berinvestasi yang baik, terutama bagi masyarakat yang akan menanamkan modalnya dalam jangka panjang.
PIPM BEI Cirebon diresmikan Wakil Wali Kota Cirebon Sunaryo yang dilanjutkan dengan Forum Calon Investor yang dihadiri ratusan calon investor dan dipandu Direktur BEI Sembiring.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009