"Sejak kerja sama ini dilakukan pada pertengahan tahun lalu, kami berharap bahwa hasil studi akan memberikan kontribusi dalam hal data dan memperkaya informasi bagi pemerintah untuk mereformulasikan industri telekomunikasi dan kebijakannya," kata Kepala Badan Litbang Sumber Daya Manusia (SDM), Departemen Komunikasi dan Informatika, Aizirman Djusan, di Jakarta Kamis.
Hasil studi dua negara tersebut diharapkan juga dapat menjadi rekomendasi dan memberikan gambaran baru dalam industri telekomunikasi dan pengambilan kebijakannya.
Kerja sama riset dilakukan sejak Juli 2008 antara Badan Litbang SDM Depkominfo dengan Korea Information Society Development Institute (KISDI) dan SKTelecom (SKT).
Sejumlah perguruan tinggi terlibat dalam penelitian itu misalnya ITB, ITS, UGM, UIN Syarief Hidayatullah, dan Universitas Al-Azhar Indonesia.
"Sesuai dengan roadmap pada 2008 Indonesia sudah seharusnya merevitalisasi industri TIK dan pada 2009 ditargetkan telah menggunakan TIK untuk meningkatkan daya saing," katanya.
Dalam kajian tentang "Future Telecommunication Competition Policy" hasil riset menekankan beberapa rekomendasi kebijakan.
Sejumlah rekomendasi di antaranya mengatur kepemilikan saham bisnis di bidang telekomunikasi, mengatur cakupan layanan telekomunikasi, membatasi jumlah operator telekomunikasi, dan menciptakan kompetisi yang adil dengan cara menyamakan akses pada elemen jaringan dan konten.
Sedangkan dalam kajian mengenai "ICT Industrial Policy", hasil penelitian menekankan pada pentingnya riset dan pengembangan oleh pemerintah untuk menentukan arah kebijakan yang akan mempengaruhi perkembangan industri TIK ke depan.
Dengan adanya rekomendasi hasil kajian, diharapkan dapat diperoleh rumusan alternatif kebijakan di bidang TIK. Selain itu juga ada gambaran umum tentang penanganan persaingan industri telekomunikasi serta pembangunan TIK di Indonesia. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009