Banda Aceh (ANTARA News) - Tim Arkeologi Medan, Sumatera Utara, menemukan kerangka manusia purba yang diperkirakan berusia 3.500 tahun di kawasan Gua Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah.

Kerangka itu terdiri dari tulang paha dan sejumlah peralatan milik manusia purba seperti kapak batu dan lempengan gerabah, terang Ketua Tim Arkeologi Sumut, Ketut Wiradnyana di Takengon, Kamis.

Tim Arkeologi telah meneliti situs ini sejak 2007 dengan mendeteksi lokasi situs purba yang kemudian ditunda dan akhirnya dilanjutkan kembali pada 2009.

Menurut tim, komunitas orang-orang purba di situs ini mempunyai kebiasaan mengebumikan mayat dengan menindihkan batu diatasnya untuk menghindari mayat tidak dimakan binatang buas.

Jadi, saat menemukan kerangka berupa tulang belakang paha kaki dan pinggul ditemukan dalam posisi tertindih batu, katanya.

Tim juga menemukan beberapa peralatan kerja milik manusia yang pernah tinggal di lokasi itu berupa kapak batu dan lempengan gerabah, serta peralatan congkel dari tanduk rusa.

Alat congkel itu biasanya digunakan kaum perempuan untuk mencari makanan berupa umbi-umbian, jelas Ketut.

Melihat dari lokasi tempat ditemukannya berada pada tektur tanah yang miring, kelompok manusia purba ini berusah meratakannya.

Selain di atas tanah yang rata juga, mereka memanfaatkan gua sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan.

Tim menyimpulkan, semua hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa memang ada kehidupan bermasyarakat di masa silam, namun untuk penelitian lebih lanjut, semua hasil temuan akan kembali diteliti di laboratorium arkeologi, Jakarta.

Selanjutnya hasil penelitian itu akan dikembalikan kepada Pemerintah Aceh Tengah, lengkap dengan sejarah kehidupan manusia purba itu.

Tim Arkeologi yang terdiri dari 15 orang itu beranggotakan Lucas Partanda Koestoro, DEA, Dra. Nenggih Susilowati, Defri Elias Simatupang, SS, Stanov Purnawibowo, SS, Taufiqurahman, SS, Dra. Suriatani Supriyadi, Suhadi S. Sos, Dra. Jufrida, Dekson, Masdar, Pesta H. H. Siahaan, Briska, Umi N. Syahra dan Sopingi Silalahi.

Bupati Aceh Tengah Nasaruddin menyatakan, hasil temuan tim ini adalah fakta prasejarah dan bukan direkayasa sehingga seluruh masyarakat dataran tinggi Gayo mesti berbangga karena daerah berhawa sejuk tempat dimana kerangka ditemukan akan menjadi pusat perhatian dan kunjungan wisatawan. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009