Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara mengingatkan media massa untuk menjaga independensinya dalam menyiarkan berita maupun iklan yang berkaitan dengan kampanye Pemilu 2009.
"Karena sekali saja sebuah media massa, khususnya media cetak tidakindependen, maka resikonya akan ditinggalkan pembacanya," katanya dalam Diskusi Besar Pariwara Politik di Jakarta, Kamis.
Berkaitan dnegan iklan kampanye, Leo meminta media massa cetak maupun elektronik turut berperan menampilkan baik buruk para peserta Pemilu 2009 agar rakyat tidak salah pilih sehingga pemilu menghasilkan wakil-wakil rakyat berkualitas.
Ia mengingatkan media untuk tidak hanya mencari untung dari iklan, tetapi juga wajib menampilkan rekam jejak calon anggota legislatif, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan calon presiden atau wakil presiden.
Rekam jejak yang dimaksud itu adalah selain hal-hal positif termasuk juga hal-hal negatif yang pernah dilakukan sang calon.
"Rakyat harus diberi tahu rekam jejak calon secara benar, agar jangan salah pilih," katanya.
Perusahaan iklan
Pembicara lain, Ketua Badan Pengawas Periklanan (BPP) PPPI, FX Radwan Handoyo, mengatakan, banyak partai belum bisa profesional dalam menyusun program dan materi iklan kampanye politik.
Ia mengingatkan, perusahaan iklan agar mewaspadai partai yang tak memiliki bahan iklan bagus tetapi meminta bahan iklan itu dijadikan "emas".
"Kalau perusahaan periklanan yang profesional, harus berani menolak itu. Lihat dulu produknya, jangan datang ke biro iklan untuk bedah produk, itu tidak etis," ujarnya.
Ridwan juga mengingatkan iklan kampanye untuk memperhatikan etika dalam materi yang ditampilkan, seperti tidak menjelekkan atau menyudutkan pesaingnya.
Lebih rinci, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Sasa Djuarsa yang juga menjadi pembicara di seminar itu, mengingatkan larangan Undang-undang untuk tidak melibatkan anak-anak dalam iklan kampanye karena dapat digolongkan sebagai eksploitasi anak. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009