Bandarlampung (ANTARA News) - Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Tarman Azzam menegaskan, tanpa peran pers, tidak mungkin pemilihan umum (Pemilu) berlangsung sukses.
Mantan Ketua Umum PWI Pusat tersebut mengatakan hal itu pada diskusi "Peranan Media Dalam Pemilu 2009", di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Lampung, di Bandarlampung, Rabu.
Dialog dalam rangka menyambut peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT ke-63 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) tingkat Provinsi Lampung tahun 2009 itu dihadiri sejumlah pembicara pusat dan daerah, dan disiarkan langsung RRI Bandarlampung serta siaran tunda sejumlah stasiun TV lokal setempat.
Tarman Azzam menjelaskan, dalam seluruh proses kegiatan demokrasi itu, peranan pers atau media massa sangat menentukan.
"Tanpa peran pers, tidak mungkin pemilihan umum berlangsung sukses," katanya menegaskan.
Menurut dia lagi, pemilihan umum merupakan salah satu cara dalam berdemokrasi untuk mencapai tujuan-tujuan berbangsa dan bernegara, maka pers merupakan alat utama demokrasi, artinya pers itu "Alat rakyat dalam melaksanakan proses demokrasi".
Sama seperti Pemilu, penghormatan atas Hak Azasi Mansia (HAM), maka pers sangat menentukan ada tidaknya demokrasi suatu bangsa.
Adanya pers menjadi indikator utama demokrasi. Tanpa pers pasti tidak ada demokrasi, sebaliknya tanpa demokrasi maka pers tidak akan hidup baik dan bebas.
Pers adalah alat rakyat dalam proses demokrasi. Karena itu pers dijuluki sebagai "Pilar ke-4 Demokrasi" setelah kekuasaan Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.
Namun pers lahir bukan dari Pemilu, karena pers alat demokrasi, alat rakyat telah ada dan berasal "Dari Rakyat, Oleh rakyat, dan Untuk rakyat".
Tarman Azzam juga mengemukakan bahwa sadar pada posisi pers yang strategis, maka media massa harus memberi kontribusi terbaiknya bagi suksesnya pemilihan umum itu.
Karena itu media massa harus menggelorakan Pemilu dengan mengaktualkan optimisme, melaksanakan fungsi pers dengan jujur, benar, dan positif, mengaktualkan aspek positif Pemilu, mencegah chaos dan anarkhis, menggalakkan dialog kebersamaan dan kemajuan, membimbing bangsa keluar secepatnya dari krisis multidimensi, mengontrol kekuasaan hasil Pemilu agar mengabdi kepada rakyat.
Ukuran sukses Pemilu
Tentang ukuran suksesnya Pemilu, Tarman Azzam menjelaskan, ada delapan hal, yakni berlangsungnya Pemilu yang demokratis, rakyat sadar menggunakan hak konstitusi, rakyat jika mungkin seluruhnya menggunakan hak pilih, pemimpin yang terpilih harus yang terbaik demi rakyat, Pemilu harus efisien, efektif, tertib, aman, dan lancar.
Berikutnya Pemilu menjamin kelangsungan berbangsa dan bernegara, pemerintah hasil Pemilu harus menyejahterakan rakyat, dan pers harus membimbing rakyat berdemokrasi dan suksesnya Pemilu.
Selain itu pula, guna menyukseskan Pemilu, pers harus mengajak rakyat sebanyak mungkin menggunakan hak pilih konstitusi mereka dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna memilih para calon pemimpin yang harus menjadi presiden, wapres, dan anggota legislatif.
Dengan kemampuan profesionalisme yang dimilikinya, para wartawan menyiarkan berita-berita yang dikemas secara proporsional, mengaktualkan dan merevitalisasi makna Pemilu dengan melaksanakan fungsi-fungsi pers (Informasi, Edukasi, Kontrol Sosial, Hiburan).
"Untuk itu media harus profesional, independen, dan idealis," demikian Tarman Azzam. (*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009