Jakarta (ANTARA News) - Kepala Analis Ekonomi dan Pasar Citicorp untuk Asia Pasifik, Johanna Chua, mengatakan, saat ini kurang tepat bila pemerintah Indonesia mengeluarkan sukuk global karena kondisi pasar dunia masih dalam ketidakpastian.

"Dalam ketidakpastian saat ini, dimana resiko masih terus berkembang, di sisi lain banyak perusahaan ataupun negara yang mengeluarkan surat berharga untuk membiayai perekonomian mereka yang dilanda krisis saat ini, kurang tepat bila Indonesia mengeluarkan sukuk global," katanya di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, di saat ketidakpastian global yang tinggi membuat imbal hasil sukuk pasti akan lebih besar untuk menarik para investor. Apalagi, menurut dia, bila kemudian sukuk tersebut memiliki tenor yang agak panjang.

Menurut dia, saat ini, hampir semua negara bersaing untuk mendapatkan dana di pasar. Apalagi, AS juga tengah membutuhkan dana untuk membiayai kerugian akibat krisis ekonomi yang menerpa.

"Ini kurang menguntungkan," katanya.

Menurut dia, Indonesia lebih baik memanfaatkan fasilitas pinjaman seperti yang telah disediakan IMF untuk negara berkembang.

"Fasilitas pinjaman tersebut hingga kini belum disentuh oleh banyak negara berkembang, ini bisa digunakan oleh Indonesia," katanya.

Sementara, Pemerintah berencana mengeluarkan sukuk global untuk membiayai anggaran belanjanya. Menurut Direktur Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu, Dahlan Siamat, sukuk global tersebut sebenarnya telah direncanakan sejak 2008, namun hingga kini belum dieksekusi.

Untuk sukuk global, menurut dia, memiliki underlying aset (Jaminan aset) sekitar Rp7 triliun. Sukuk ini menurut dia ditujukan untuk investor institusi. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009