Teknologi yang masuk ke tempat ibadah untuk mempermudah proses donasi, infaq dan sodaqoh ini juga ada tantangannya. Namun, kami yakin ke depan justru akan memudahkan para pengurus masjid
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang mengenalkan cara kekinian dan mudah untuk beramal secara nontunai hanya lewat telepon pintar dan program Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Sosialisasi dan pengenalan cara beramal nontunai tersebut dilangsungkan di Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya (UB) Malang dengan mengundang sekitar 80 orang pengurus masjid di wilayah Malang Raya, Jawa Timur, Rabu.
"Teknologi yang masuk ke tempat ibadah untuk mempermudah proses donasi, infaq dan sodaqoh ini juga ada tantangannya. Namun, kami yakin ke depan justru akan memudahkan para pengurus masjid," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Malang Azka Subhan Aminurridho di sela sosialisasi dan pengenalan QRIS di Masjid Raden Patah UB Malang.
Donasi atau amal di tempat-tempat ibadah secara perlahan tidak membutuhkan kotak amal, namun cukup dengan gawai dan QRIS. QRIS merupakan QR Code keluaran BI yang dapat di scan pada sebanyak 28 aplikasi pembayaran, seperti OVO, Go-Pay dan LinkAja.
Azka menjelaskan mudahnya infaq dan sodaqoh dengan QRIS karena tidak perlu membawa uang tunai, bahkan tidak perlu takut uang hilang karena terkumpul berhari-hari di kotak amal.
"Tinggal scan saja QRIS di masjid dengan aplikasi pembayaran apapun. Nanti tinggal ketik nominalnya, selesai deh. Selanjutnya, donasi uang tersebut akan masuk dalam laporan sistem yang dimiliki masjid," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, QRIS tidak hanya bisa digunakan untuk kepentingan bisnis, tetapi juga untuk beramal sebagai "tabungan" akhirat.
Pada kesempatan itu, Azka Subhan Aminurridho juga menggelindingkan idenya, bagaimana jika kotak amal juga dipasang QR Code, sehingga kotak amal yang "keliling" tidak hanya menerima uang tunai, tetapi juga nontunai.
Sementara itu pengurus Masjid Raden Patah UB Akhsan pada kesempatan itu menyampaikan terima kasihnya kepada BI Malang karena menunjuk masjid yang berkapasitas 2000 jamaah itu sebagai tempat sosialisasi dan pengenalan QRIS untuk pengurus masjid di Malang Raya.
Akhsan menilai program BI (QRIS) tersebut dapat memakmurkan masjid. Ia berharap dengan diterapkannya QRIS di Masjid Raden Patah UB dapat menjadi pusat media pembelajaran di kampus atau masjid lain.
"Mudah-mudahan masjid kami bisa menjadi rujukan dalam berinovasi melayani umat. Jika pengelola masjid di Malang butuh fasilitas belajar, kami siap 24 jam," katanya.
Sosialisasi QRIS ini merupakan bagian dari Pekan QRIS Nasional yang diselenggarakan serentak di 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Tanah Air.
BI malang membidik berbagai kalangan untuk kegiatan sosialisasi tersebut, di antaranya kalangan kampus (perguruan tinggi), tempat ibadah, pasar tradisional, UMKM, tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan lainnya.
Baca juga: BI ingin percepat digitalisasi sistem pembayaran UMKM via QRIS
Baca juga: BI kampanyekan QRIS secara masif di Papua Barat
Baca juga: BI targetkan 15 juta pedagang gunakan QRIS pada 2020
Baca juga: BI akan perluas QRIS untuk bayar tol dan tiket transportasi
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020