Jakarta (ANTARA news) - Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Letjen TNI (purn) Sintong Pandjaitan membantah, buku otobiografinya "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" bernuansa politik.

"Buku ini sama sekali tidak bernuansa politik, karena saya tidak suka berpolitik praktis," katanya, dalam pidato sambutan peluncuran bukunya di Jakarta, Rabu malam.

Dijelaskannya, peluncuran buku tersebut juga bukan ditujukan untuk mencari popularitas dan mencari publikasi. "Buku ini sama sekali bukan merupakan manipulasi politik untuk menghakimi atau menyalahkan seseorang atau pihak tertentu," ujar Sintong.

Peluncuran buku Sintong tersebut, sempat ditengarai sementara pihak untuk menjegal langkah sejumlah mantan petinggi TNI seperti Wiranto dan Prabowo Subianto menuju bursa pemilihan presiden pada Pemilu 2009.

Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1963 itu juga menegaskan, buku otobiografinya bukan untuk menghakimi, menyalahkan atau mencari-cari kesalahan pihak tertentu.

"Buku ini benar-benar ditujukan untuk memberikan pelajaran bagi semua pihak, agar apa yang terjadi di masa lalu tidak terjadi lagi. Buku ini ingin membeberkan dan menegakkan kebenaran, untuk menuju perubahan yang lebih baik bagi negara ini," ujar Sintong yang juga mantan Pangdam IX/Udayana itu.

Dalam buku itu dikisahkan kiprahnya selama berdinas di militer termasuk saat peralihan pemerintahan dari HM Soeharto ke BJ Habibie dan berperan aktif dalam upaya mengembalikan ABRI ke fungsi militer profesional.

Di Korps Baret Merah, Sintong banyak mendidik angkatan muda antara lain Hendropriyono, Agum Gumelar, Luhut Pandjaitan dan Prabowo Subianto.

Sintong sebagai prajurit telah mendapat kepercayaan untuk memimpin sejumlah operasi militer khusus seperti Operasi Woyla, Operasi Kilat di Sulawesi Selatan dan Tenggara dan sejumlah operasi di Irian Barat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009