Semarang (ANTARA News) - Wilayah Semarang pada musim pancaroba menuju musim kemarau menjadi lintasan burung migran Asia.
"Ada tiga jenis satwa burung yang nampak melintas di wilayah wanawisata Hutan Penggaron dan sekitar 1.780 ekor yang melintas di sisi utara Desa Pasar Gurung Weleri Kabupaten Kendal," kata Muhamad Nur Hasyim, salah satu penggerak pemantau burung gabungan dari Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang di Semarang, Rabu.
Hasyim menjelaskan, tiga jenis satwa burung yang melintas di wilayah wanawisata Hutan Penggaron yakni Alap-alap Cina, burung Sikep Madu, dan Elang Alap Nippon. Sementara yang melintas di Kabupaten Kendal jenis terbanyak didominasi burung Alap-alap Cina.
"Sudah lebih dari 400 ekor burung terlihat melintas dari daratan Jepang dan Cina sebelum akhirnya bermigrasi ke titik terjauh seperti Pulau Bali dan Nusa Tenggara Timur," katanya.
Akibat lintasan burung migran di wanawisata Hutan Penggaron menjadikan tempat wisata milik Perhutani tersebut semakin menarik minat pengunjung.
"Keindahan kicau burung menjadi daya tarik pengunjung. Jika hari biasa hanya berkisar 80-an, sekarang sejak ada burung migran yang transit di wanawisata Hutan Penggaron pengunjung mencapai 90-an," kata Sugito, salah satu petugas wanawisata Hutan Penggaron.
Sugito menambahkan, jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah jika cuaca mendukung seperti tidak turun hujan. "Saat cuaca bagus, tidak hujan jumlah pengunjung bisa lebih dari itu (90-an, red.)," katanya.
Wanawisata Hutan Penggaron menjadi "rest area" dan tempat menyuplai makanan untuk burung migran. "Rest area" juga berfungsi untuk tempat para burung migran untuk menghindari gangguan cuaca dan penyuplai energi bekal migrasi.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009