selama ini koperasi masih cenderung terjebak dalam stigma bahwa badan usaha koperasi itu ‘old fashioned’, jadul, dan tidak keren yang membuat jadi lambat

Jakarta (ANTARA) - Kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional diproyeksikan tumbuh dua kali lipat menjadi 10 persen sampai 2024 melalui pengembangan platform digital serta menyasar segmen milenial.

Praktisi Koperasi Milenial dan Ekonomi Kerakyatan Frans Meroga Panggabean yang mewakili Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo) di Jakarta, Rabu, mengatakan kontribusi koperasi terhadap ekonomi nasional selama ini masih stagnan di angka lima persen.

Baca juga: Koperasi Santri Milenial gandeng perusahaan Malaysia kembangkan kopi

“Hal itu karena selama ini koperasi masih cenderung terjebak dalam stigma bahwa badan usaha koperasi itu ‘old fashioned’, jadul, dan tidak keren yang membuat jadi lambat,” katanya.

Oleh karena itu, ia menambahkan, di era digitalisasi sekarang, generasi milenial harus dijadikan motor terbentuknya koperasi modern dengan cara menanamkan rasa cinta kepada koperasi di kalangan anak muda.

“Kalau ini dilakukan maka dalam waktu empat tahun ke depan optimis PDB koperasi bisa sampai 10 persen,” kata pria yang juga Wakil Ketua KSP Nasari ini.

Baca juga: Teten ajak Askopindo masyarakatkan koperasi di kalangan milenial

Ia belum lama ini diterima oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang meminta asosiasi koperasi agar menjadikan koperasi sebagai pendorong tumbuhnya jiwa wirausaha bagi para santri sehingga mencetak banyak santripreneur.
Sebab, kewirausahaan sangat berpengaruh terhadap majunya sebuah negara.

“Pesantren jangan hanya jadi pusat dalam mencetak ulama, tapi juga jadi tempat untuk melakukan penguatan dan pemberdayaan umat terutama bidang ekonomi, melalui santripreneur. Di sinilah koperasi bisa ambil bagian sebagai inkubator," ujar Ma'ruf Amin.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang baru saja dianugerahi gelar Bapak Ekonomi Syariah Indonesia ini juga mendorong sinergi yang saling menguatkan antarlembaga keuangan mikro dalam ekosistem UMKM lingkungan pesantren sesuai program Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KONEKS).

Baca juga: Nilai koperasi selaras dengan gaya hidup milenial

"Koperasi berbasis syariah dapat berperan juga sebagai agregator terbentuknya Bank Wakaf Mikro di komunitas pesantren. Jadi nanti bila para pelaku UMKM tersebut telah naik kelas maka pembinaan lanjutan dapat diteruskan oleh koperasi," kata Ma'ruf Amin.

Merespons arahan Wapres tersebut, Frans berkata bahwa gerakan koperasi segera mengeksekusi langkah strategis percepatan pertumbuhan koperasi melalui ekosistem “closed-loop” dengan kerja sama saling dukung antara bank wakaf mikro, koperasi, serta badan usaha milik desa (BUMdes).

Direktur Eksekutif Generasi Optimis Research & Consulting (GORC) ini pun menjelaskan bahwa keterlibatan seluruh stakeholder di industri UMKM tersebut akan dijembatani melalui platform digital sebagai big data, e-wallet, fintech, dan e-commerce.

"Minat generasi milenial otomatis meningkat karena stigma selama ini bahwa koperasi tidak keren akan terhapus. Super apps akan berfungsi menyajikan inventarisasi stok dan kebutuhan produksi di setiap daerah serta terintegrasi dalam big data," kata Frans yang juga penulis buku berjudul "The Ma'ruf Amin Way" ini.

Ke depan, kata dia, arahnya adalah membentuk koperasi modern 5.0 yaitu didukung maksimal oleh digitalisasi tetapi tetap berbasis komunitas, baik di lingkungan pesantren sebagai agregator bank wakaf mikro, maupun di wilayah pedesaan berkolaborasi dengan BUMdes.

Baca juga: Koperasi diminta wadahi generasi milenial kembangkan ekonomi

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020