Jakarta (ANTARA News) - Di tengah situasi krisis ekonomi global, Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) tetap berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan manca negera ke Surabaya dan daerah lain di Jawa Timur dengan mengikuti Travel Tour Expo (TTE) yang digelar di Manila 6 hingga 8 Februari lalu.
TTE merupakan travel expo terbesar di Filipina yang diadakan tiap tahun oleh The Philippine Travel Agencies Association (PTAA) bersama Department of Tourism (DOT). TTE 2009 ini merupakan yang ke 16 kali dan dihadiri oleh 59.000 pengunjung, naik dibanding tahun lalu yang hanya 55.000 pengunjung, demikian siaran pers dari STPB yang diterima ANTARA News di Jakarta, Rabu.
Vernon "Bambang" Prieto selaku Perwakilan STPB di Filipina Mengatakan,"Tahun ini TTE diikuti oleh 212 Biro perjalanan lokal dan Internasional. Disamping itu juga diikuti badan promosi dari China, Mesir, Guam,Hongkong, India, Korea, Macau, Malaysia, Palau, Sabah, Singapura, Surabaya, Taiwan, dan Thailand".
"Krisis ekonomi global juga merubah tren wisata masyarakat Filipina yang biasanya menyukai Long Haul seperti Eropa dan Amerika, sekarang lebih suka ke short haul (Negara-negara asia). Meskipun belum ada penerbangan langsung ke Surabaya, wisatawan Filipina sebenarnya sudah mulai banyak yang ke Surabaya sejak tahun lalu melalui Jakarta atau Bali," katanya.
"Kami sangat beruntung memiliki perwakilan di Filipina yang cukup aktif melakukan promosi sehingga dapat meminimalkan dampak negatif dari krisis ekonomi global. Promosi yang gencar dilakukan oleh Vernon akan berdampak bagus jika diimbangi dengan adanya penerbangan langsung dari Filipina Ke Surabaya," ungkap Yusak Anshori, General Manager Surabaya Plaza Hotel selaku Executive Director STPB.
"Komponen pesawat merupakan komponen terbesar yang mempengaruhi harga paket wisata. Jika ada penerbangan langsung ke surabaya harga paket wisata akan lebih menarik sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Surabaya dan Jawa Timur," kata Yusak yang juga Deputy Vice Preseident Marketing Prime Plaza Hotels & Resorts tersebut.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009