Kami positif saja bahwa masyarakat kita semakin dewasa dan menyadari perlunya asuransiJakarta (ANTARA) - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total pendapatan industri asuransi jiwa selama tahun 2019 mencapai Rp243,2 triliun atau naik 18,7 persen jika dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp204,8 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi nasional 2019 yang mencapai 5,02 persen memang sedikit turun dari 2018 yang mencapai 5,17 persen, tapi pertumbuhan pendapatan industri kami tumbuh 18,7 persen," kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wabah corona dorong masyarakat bertanya ke perusahaan asuransi jiwa
Menurut dia, data tersebut dikumpulkan dari 59 perusahaan asuransi jiwa dari total 60 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia.
Dia menjelaskan pertumbuhan pendapatan industri asuransi jiwa didorong oleh investasi dan aset yang melonjak signifikan.
Budi mengungkapkan total investasi industri naik 8,6 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp501,6 triliun.
Baca juga: OJK : Premi asuransi jiwa naik 4,1 persen 2019
Adapun instrumen investasi yang digunakan adalah reksadana tetap menjadi kontributor terbesar sebesar 33,4 persen dari total investasi, sisanya adalah saham (31,9 persen) dan surat berharga negara (SBN) sebesar 15,3 persen.
Total hasil investasi selama tahun 2019 mencapai Rp34,1 triliun atau naik signifikan 336,8 persen jika dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp7,8 triliun.
Baca juga: Asosiasi asuransi berencana bantu atasi defisit BPJS Kesehatan
Sementara itu, dari sisi aset juga tumbuh 9,4 persen mencapai Rp566,6 triliun selama tahun 2019.
Total pendapatan itu juga disokong pendapatan premi mencapai Rp196,6 triliun mencapai 5,8 persen.
Pendapatan premi itu didukung pendapatan dari premi tunggal mencapai Rp96,6 triliun atau naik 3,7 persen dan premi reguler mencapai Rp27,5 triliun atau naik 14 persen.
Baca juga: AAJI: Likuiditas industri asuransi jiwa aman meski ekonomi melambat
Pendapatan dari premi lanjutan juga naik 5,9 persen dari Rp68,5 triliun tahun 2018 menjadi Rp72,5 triliun tahun 2019.
Meski selama tahun lalu pelaku asuransi jiwa diwarnai permasalahan gagal bayar yang melanda industri tersebut, namun bisnis asuransi jiwa masih tetap tumbuh.
"Kami positif saja bahwa masyarakat kita semakin dewasa dan menyadari perlunya asuransi, layanan dari setiap perusahaan asuransi jiwa juga tetap membaik, kegiatan literasi dan edukasi dan inklusi tetap berjalan," katanya.
Baca juga: AAJI: Pendapatan industri asuransi jiwa melonjak 14,7 persen
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020