New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak turun pada Selasa waktu setempat, meski prospek penurunan produksi OPEC pekan ini berkembang dan produksi di produsen minyak mentah utama Nigeria terpukul, kata para dealer.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman April, turun 1,36 dolar AS dari harga penutupan Senin, menjadi 45,71 dolar AS per barel.
Kontrak New York, pada Senin, telah melompat ke posisi tertinggi dua bulan perdagangan harian pada 48,83 dolar AS, menyusul merosotnya stok minyak mentah di tengah harapan OPEC akan memutuskan untuk memangkas produksinya lagi pada Minggu.
Minyak mentah jenis "Brent North Sea" untuk penyerahan April juga turun 17 sen menjadi 43,96 dolar AS per barel.
Beberapa pakar mengatakan, pasar masih berkeyakinan kartel OPEC belum cukup untuk mengendalikan penurunan harga.
"Karena kami mendekati pertemuan OPEC Maret, keseimbangan pasar minyak mentah tampak menjadi lebih baik daripada pertemuan OPEC waktu lalu, dan tidak sedikit dari anggota OPEC yang dengan baik memenuhi penurunan kuota yang disepakati pertemuan Desember," kata Nic Brown dari Natixis.
"Apakah ini berarti produksi OPEC telah mencukupi? Kami duga belum," kata Brown.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menggelar pertemuan di Wina dan wakil Libya untuk grup, Shukri Ghanem, mengatakan Senin, bahwa penurunan produksi adalah sebuah kemungkinan.
OPEC, yang memproduksi 40 persen dari minyak mentah dunia, akhir tahun lalu memangkas produksinya 4,2 juta barel per hari, dalam upaya mencegah penurunan harga dan melindungi pendapatan anggotanya.
Pusat Informasi Energi (EIA), unit statistik dari Departemen Energi AS (DoE) mengatakan, dalam laporan prospek energi jangka pendek Selasa, bahwa kontraksi ekonomi global terus menekan permintaan energi.
Dikatakan, pelambatan global diproyeksikan akan mengurangi harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menjadi rata-rata 42 dolar AS per barel pada 2009 dan 53 dolar AS pada 2010 -- proyeksi sedikit lebih rendah daripada proyeksi bulan lalu.
Rata-rata konsumsi tahunan minyak dunia diproyeksikan turun hampir 1,4 juta barel per hari pada 2009, dengan konsumsi di negara-negara kaya OECD turun 1,6 juta barel per hari, kata lembaga tersebut.
Estimasi turun kira-kira 200.000 barel lebih besar daripada prediksi bulan lalu, mencerminkan ekspektasi turun dari aktivitas ekonomi global pada 2009, kata laporan.
Harga minyak naik pada Selasa pagi, sebagian terangkat oleh perusahaan minyak utama Inggris-Belanda Royal Dutch Shell yang menyatakan `force majeure` (sebab yang tak bisa dihindari) dalam pengapalan dari terminal minyak Forcados, Nigeria, setelah sabotase pekan lalu pada saluran pipa minyak Escravos.
"Kami telah menghentikan sementara pemuatan untuk sebagian besar pengiriman Maret dan April di Forcados. Force majeure mulai berlaku efektif 7 Maret," kata juru bicara pria Shell, Tony Okonedo kepada AFP.
Dia mengatakan, tindakan itu diperlukan untuk memungkinkan perusahaan melakukan perbaikan pada jalan utama pemuatan terminal ekspor.
Pekan lalu, perusak tak dikenal meledakkan saluran pipa minyak Trans-Escravos yang mengumpulkan minyak mentah dari berbagai pabrik produksi di sekitar wilayah Delta Niger.
Produksi minyak Nigeria baru-baru ini turun 1,6 juta barel per hari dibandingkan rata-rata tahun lalu sekitar dua juta barel per hari, kata Presiden Umaru Yar`Adua pada Selasa.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009