"Yang pasti pada bulan April, itu bisa produksi enam juta masker hanya dari BUMN. Di Maret ini kita harus berusaha," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu.
Menteri mengakui stok masker di Kimia Farma dalam kondisi fluktuatif atau "up and down" tergantung kebutuhan.
"Kemarin saya cek di Cikini, Jakarta ada, tapi di Manado kehabisan, kemudian di Padang stok masker aman," katanya.
Baca juga: Erick Thohir: RI akan beli bahan baku masker dari Eropa, ini sebabnya
Menurut dia, bahan baku untuk pembuatan enam juta masker itu masih ada, dan kalau stok bahan baku habis di China maka harus mencari ke Eropa.
"Sekarang Eropa juga kena wabah Corona, kita mesti cari dari India atau dari negara lainnya. Makanya ke depan, masalah bahan baku masker ini yakni bagian lapisan dalam yang kecil tersebut kita harus bisa membuatnya sendiri. Kenapa harus bergantung pada negara lain lagi," kata Erick di sela-sela peninjauan ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Sebelumnya PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI mengemukakan persediaan stok masker, hand sanitizer dan perlengkapan kesehatan lainnya aman serta tersedia untuk kebutuhan darurat atau emergensi.
Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo mengatakan bahwa pihaknya tidak melempar ke pasar, karena RNI bekerjasama dengan Kimia Farma sebagai BUMN pemerintah yang resmi.
Terkait hand sanitizer dan peralatan-peralatan kesehatan lainnya, Dirut RNI tersebut memastikan stoknya aman serta tersedia.
RNI sendiri menyebut bahan baku lapisan dalam masker yang diimpor dari luar negeri merupakan komponen krusial dalam produksi masker. Pihaknya saat ini mendeteksi bahan baku lapisan dalam masker itu terdapat di Prancis.
Saat ini RNI sedang terus mengejar dan mengupayakan bahan baku tersebut, mengingat jika bahan baku sudah tersedia pihaknya bisa memproduksi ribuan masker dalam waktu satu jam.
Baca juga: Jaringan rumah sakit BUMN siapkan fasilitas penanganan kasus COVID-19
Baca juga: Cek persediaan, Erick Thohir akan tinjau gudang Bulog dan Kimia Farma
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020