Semarang (ANTARA News) - Pengamat ekonomi, Faisal Basri di Semarang, Selasa mengatakan, Indonesia memiliki potensi pasar domestik yang besar, namun belum digarap oleh pemerintah secara optimal.

"Penggarapan pasar domestik secara optimal dapat membantu untuk menghadapi krisis ekonomi, tetapi pemerintah kurang bekerja secara efektif," kata Faisal saat menjadi pembicara dalam seminar "Kondisi Sosial Ekonomi Terkini dan Prospek 2009" di kampus Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Ia mengatakan, kondisi perekonomian negara-negara di dunia, termasuk negara maju sedang mengalami kegoyahan diakibatkan krisis global. "Industri yang paling terkena dampak krisis, adalah industri manufaktur," katanya.

Kondisi perekonomian di Indonesia memang berangsur membaik, namun kondisi tersebut hanya terjadi pada sektor keuangan di kota-kota besar, sementara sektor perekonomian rakyat seperti pertanian terus merosot, kata Faisal.

Sehingga, kata Faisal, berdampak terhadap lapangan kerja yang tidak bertambah, sementara pengangguran semakin banyak, dan kesenjangan ekonomi di perkotaan dan perdesaan semakin besar. ``Meskipun lapangan kerja di sektor informal besar, namun di sektor formal tetap saja sulit,`` katanya.

Ia menjelaskan, sebenarnya Indonesia memiliki semuanya untuk menghadapi kondisi ekonomi yang sulit ini, tetapi pemerintah harus lebih efektif berkerja, salah satunya dengan menggarap potensi pasar domestik secara lebih optimal.

Sebab, upaya tersebut lebih baik daripada langkah antisipasi lainnya untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak lagi berada di tahap resesi, namun sudah pada tahap depresi. "Pemerintah harus fokus untuk menuju pada tahap yang lebih baik," katanya.

Ia mengatakan, dirinya merasa pesimis terhadap prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2009 selama potensi-potensi yang ada belum dimaksimalkan.

"Industri yang tangguh menghadapi krisis adalah industri yang berorientasi pasar domestik, dengan bahan baku lokal, misalnya rokok kretek dan jamu," katanya.

Sementara, industri yang berorientasi ekspor dengan bahan baku impor dan industri yang berorientasi ekspor dengan bahan baku lokal harus hati-hati, kata Faisal.

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009