"Tingkat infeksi COVID-19 di dua negara tersebut terus menurun belakangan ini," kata Charles di Jakarta, Rabu.
Melihat dari pengalaman Korsel, kata Charles, cara paling efektif untuk memerangi penyebaran corona adalah dengan melakukan tes sebanyak-banyaknya melalui "rapid testing" sehingga dengan identifikasi yang akurat pemerintah bisa memiliki strategi yang efektif.
Kondisi ini menurut dia sangat kontras dengan pendeteksian oleh Kemenkes saat ini yang masih fokus menggunakan metode PCR dan bisa memakan waktu berhari-hari.
"Negara seluas RI sampai hari ini baru bisa memeriksa ratusan sampel saja. Korea Selatan, misalnya, sudah melakukan tes terhadap lebih dari 200 ribu orang," ujar Charles.
Baca juga: Wamen BUMN: RS Pertamina disiapkan jadi sentra isolasi Corona
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR itu mengatakan kerja sama dalam meningkatkan kapabilitas diagnosa cepat dengan Singapura dan Korsel adalah langkah konkret yang bisa dilakukan Pemerintah RI saat ini untuk menekan laju infeksi corona di dalam negeri.
"Saya meyakini dua negara tersebut juga akan sangat 'welcome' dengan rencana kerja sama ini, karena selain menyangkut kemanusiaan juga menyangkut stabilitas dan kepentingan kawasan," kata Charles.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu mengatakan wabah penyakit tidak mengenal batasan negara dalam menginfeksi umat manusia.
"Oleh karena itu, tidak ada alasan negara-negara, termasuk RI, untuk tidak bekerja sama dengan negara lain dalam memerangi COVID-19 yang sudah menewaskan ribuan manusia ini," ujar Charles.
Baca juga: Formula E ditunda untuk jamin keselamatan warga DKI
Baca juga: Pemerintah diminta fokus mitigasi COVID-19 dalam Permenkumham 3/2020
Baca juga: Jakpro dan FEO sepakat Formula E ditunda antisipasi corona
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020