Denpasar (ANTARA) - Anggota DPD Made Mangku Pastika menyoroti kerusakan lingkungan Danau Batur di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, akibat pendangkalan serta pencemaran bahan kimia dari kegiatan pertanian dan perikanan di kawasan sekitar danau.

"Kalau mengacu pada visi Pemprov Bali yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali, khususnya Danu Kertih, maka kondisi alam dan lingkungan Danau Batur seharusnya segera diperbaiki dan harus ada normalisasi," katanya saat berdiskusi dengan jajaran pegawai Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Denpasar, Rabu.

Pastika, yang pernah menjabat sebagai gubernur Bali selama dua periode, mengemukakan pentingnya penataan kawasan Danau Batur, yang merupakan sumber pendapatan bagi warga di sekitarnya.

"Minimal bagi 500 petambak dengan 9.000 keramba yang ada di situ," katanya.

Ia mengatakan kegiatan pariwisata, pertanian, dan peternakan di kawasan Danau Batur yang dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan danau.

Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, Rijaluzzaman, mengatakan berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengatasi kerusakan lingkungan sekitar Danau Batur.

"Terutama kami mendorong perikanan dengan sistem bioflok untuk perikanan nila yang selama ini memang sudah dikembangkan di Danau Batur. Intinya, bagaimana danau tetap selamat, ikan-ikannya juga terjamin untuk kesejahteraan masyarakat," kata Rijaluzzaman.

Ia mengatakan bahwa rencana konservasi Danau Batur sudah disusun. "Akan kami komunikasikan juga dengan pihak-pihak lain yang terkait," katanya.

Baca juga:
Ribuan ikan menggelepar di Danau Batur
Air Danau Batur berubah-ubah warna

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020