New York (ANTARA) - Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), bangkit dari keterpurukan sesi sebelumnya dengan Dow naik lebih dari 1.100 poin, didorong perburuan saham murah dan harapan stimulus pemerintah menenangkan kekhawatiran investor seputar virus corona dan tanda-tanda meningkatnya resesi.

Ketiga indeks utama melonjak hampir lima persen, sehari setelah pasar ekuitas menderita kerugian satu hari terbesar mereka sejak krisis keuangan 2008. Namun, S&P 500 dan Nasdaq mengakhiri sesi sekitar 15 persen di bawah rekor penutupan tertinggi yang dicapai pada 19 Februari.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 1.167,14 poin atau 4,89 persen, menjadi ditutup di 25.018,16 poin. Indeks S&P 500 bertambah 135,67 poin atau 4,94 persen, menjadi berakhir di 2.882,23 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 393,58 poin atau 4,95 persen, menjadi 8.344,25 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dipimpin oleh teknologi dan keuangan yang sensitif terhadap suku bunga.

Sektor keuangan melonjak 6,0 persen setelah menderita hari terburuk mereka dalam lebih dari satu dekade karena imbal hasil obligasi pemerintah AS rebound dari rekor terendah.

Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan mengambil "langkah besar" untuk menghilangkan kekhawatiran pasar dengan meminta Kongres untuk paket stimulus fiskal memasukkan pemotongan pajak gaji, di antara langkah-langkah lainnya.

"Datang kemarin, Anda mendapatkan pemburu murah jangka pendek ditambah dengan harapan stimulus fiskal potensial," kata Chuck Carlson, kepala eksekutifdi Horizon Investment Services di Hammond, Indiana, seperti dikutip Reuters.

"Mungkin manfaat terbesarnya bukanlah apa yang sebenarnya dilakukan - itu tampaknya ada rencana," Carlson menambahkan. "Tampaknya memang ada kemauan untuk melakukan sesuatu, dan mungkin itulah yang membantu pasar."

Pelaku pasar sebagian besar memperkirakan Federal Reserve AS akan memangkas suku bunganya untuk kedua kalinya bulan ini pada akhir pertemuan kebijakan moneter dua hari minggu depan.

Di luar Amerika Serikat, ekonomi-ekonomi utama dunia mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak penyebaran COVID-19 yang cepat.

Pasar global telah terguncang dalam beberapa minggu terakhir oleh virus corona yang menyebar dengan cepat, telah menyebabkan gangguan rantai pasokan yang meluas, membuat industri perjalanan tertatih-tatih dan mendorong langkah-langkah penahanan yang drastis di Italia dan tempat lain.

Ketidakpastian pasar di sekitar COVID-19 diperburuk selama akhir pekan karena Arab Saudi dan Rusia membatalkan pakta pasokan mereka dan berjanji untuk meningkatkan produksi minyak mentah.

Tetapi harga minyak rebound dari penurunan persentase terbesar sejak Perang Teluk 1991 pada Senin (9/3), dengan minyak mentah Brent bulan depan naik 10,0 persen setelah Rusia mengindikasikan pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan OPEC.

Saham-saham sektor energi bangkit kembali dari penurunan terburuk mereka, terangkat 5,0 persen.

United Parcel Service Inc naik 6,5 persen setelah Stifel meningkatkan peringkat sahamnya menjadi "beli," sementara Amazon.com Inc naik 5,1 persen karena Cowen & Co meningkatkan target harga sahamnya.

Saham Chevron Corp dan Marathon Oil Corp masing-masing menguat 5,3 persen dan 21,2 persen, setelah perusahaan minyak dan rekan-rekan mereka mengumumkan upaya pengurangan biaya untuk memerangi jatuhnya harga minyak mentah.

Baca juga: Virus corona dan kejatuhan minyak hapus 5 triliun dolar saham AS
Baca juga: Wall Street jatuh, Dow anjlok 2.000 poin di tengah guncangan minyak
Baca juga: Wall Street jatuh, terseret kekhawatiran ekonomi rusak akibat Corona

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020