Washington (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama menjamin komitmennya tentang kesetaraan penuh bagi perempuan. Pernyataan itu dikemukakan Obama saat peringatan Hari Perempuan Internasional, Ahad.
"Kita takkan menanam benih bagi masa depan yang lebih cerah atau menuai manfaat perubahan yang kita perlukan tanpa keikut-sertaan aktif dan penuh dari perempuan di seluruh dunia," kata Obama dalam satu pernyataan seperti dilaporkan Xinhua.
Ia mengakui peran penting perempuan dalam mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan dan konflik, dan berikrar Amerika Serikat "mendukung rakyat di seluruh dunia guna menegaskan kembali komitmen kami bagi persamaan, kebebasan, prestasi dan upaya untuk memajukan perempuan".
Obama berusaha menegakkan hak persamaan perempuan sejak kampanye presidennya, yang didukung oleh mayoritas perempuan pemilih di negeri tersebut.
Kabinetnya menampilkan sejumlah perempuan politikus, termasuk Hillary Clinton sebagai Menteri Luar Negeri, Janet Napolitano sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri, Hilda Solis sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Susan Rice sebagai Duta Besar AS untuk PBB, sehingga menegaskan kembali peran perempuan dalam politik AS.
"Dengan atau tanpa hadiah atau pengakuan, perempuan telah mengajari kita mengenai harapan, mengenai keberanian, dan mengenai peluang," kata Obama.
"Amerika Serikat dipenuhi dengan harapan besar bahwa anak perempuan kita, dan anak perempuan semua bangsa, akan terus menjadi pemimpin dalam upaya mewujudkan kesejahteraan bersama kita dan memiliki peluang baik guna mewujudkan potensi penuh mereka," katanya.
Pada pagi hari yang sama, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dalam satu pernyataan, juga menyerukan persamaan penuh buat perempuan, dan mengatakan, "Menjamin hak perempuan dan gadis bukan hanya masalah keadilan, tapi juga masalah untuk meningkatkan perdamaian global, kemajuan dan kemakmuran bagi generasi mendatang."
Ia juga menyatakan bahwa perempuan masih merupakan sebagian besar orang yang tak bersekolah, tak mendapat makanan dan miskin di dunia, dan mereka layak hidup bebas dari aksi kekerasan dan ketakutan.
"Untuk menciptakan masyarakat yang berjuang, damai, perempuan harus menjadi mitra yang setara," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009