Teheran (ANTARA News/Reuters) - Iran menguji tembak peluru kendali jarak jauh baru, kata Press TV negara itu di Teheran, pada Minggu.
Iran sering mengadakan pelatihan perang atau menguji senjata untuk menunjukkan tekadnya untuk menangkal setiap serangan musuh, termasuk Israel dan Amerika Serikat, yang menuduh Republik Islam itu berupaya membuat bom nuklir. Teheran membantah tuduhan tersebut.
"Iran menguji tembak peluru kendali jarak jauh baru," kata Press TV, pemancar televisi berbahasa Inggris Iran, di pokok berita berjalan tanpa merinci.
Laporan Press TV muncul kurang dari sepekan setelah seorang panglima tertinggi tentara Iran menyatakan peluru kendali Iran sekarang bisa sampai ke tempat nuklir Israel.
Israel tidak mengesampingkan tindakan tentara jika diplomasi gagal mengahiri sengketa atas tujuan nuklir Iran itu, menggemakan kebijakan Washington, meskipun Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menawari Iran dilibatkan dalam perundingan langsung jika "mengendurkan kepalannya".
Iran sering menyatakan mempunyai peluru kendali, yang mampu mencapai negara Yahudi itu, tapi sebelumnya tak pernah menjelaskan sasaran sekhas itu.
Israel diyakini merupakan satu-satunya negara bersenjata nuklir di Timur Tengah.
Peluru kendali Iran bisa menjangkau semua tempat nuklir Israel dan Teheran akan membalas dengan keras setiap serangan, kata komandan tinggi Iran.
"Hari ini, Republik Islam Iran memiliki peluru kendali dengan daya jangkau 2.000 kilometer dan karena itu , semua daratan Israel, termasuk sarana nuklir pemerintah, berada dalam jangkauan peluru kendali kami," kata Panglima Garda Revolusi Mohammad Ali Jafari.
"Doktrin sistem kami bersifat defensif. Namun jika terjadi serangan oleh musuh, termasuk rezim Zionis, maka kami akan membalas keras dengan menggunakan peluru kendali dan menangkal serangan," kata panglima itu .
Pejabat Iran sering menyebut rezim Zionis untuk menunjuk pada pemerintah Israel, yang keberadaannya tidak diakui oleh Teheran.
Israel menyebut rencana nuklir Iran sebagai ancaman bagi keberadaan negara Yahudi tersebut.
Iran pada masa silam memperingatkan bahwa mereka akan menyerang Israel dan pangkalan Amerika Serikat jika diserang, namun Jafari mengatakan bahwa baik tentara Israel maupun Amerika Serikat tidak memiliki kemampuan menyerang Iran.
Beberapa pengulas ketentaraan menyatakan peluru kendali Iran sering mengambil teknologi dari Korea Utara atau negara lain dan tidak jelas seberapa tepat persenjataan Iran.
Pengulas pertahanan Paul Beaver menyatakan Iran mungkin memiliki peluru kendali, yang bisa menjangkau Israel, namun ia meragukan kemampuan peluru kendali itu dalam membawa hulu-ledak, yang bisa menghantam dengan tepat sasaran dalam jarak jauh.
"Saya akan sangat terkejut jika Iran mencapai tingkat kecanggihan seperti itu," kata pengulas tersebut melalui telepon dari London, "Mereka bergerak dengan cepat ke arah itu, namun belum memiliki kemampuan tersebut."
Presiden Obama menawarkan mencabut penggelaran tata pertahanan peluru kendali barunya di Eropa Timur jika Rusia membantu menghentikan Iran dari membangun persenjataan nuklir, kata suratkabar "The New York Times" pada awal pekan lalu.
Obama menawarkan kesepakatan itu dalam sepucuk surat, yang disampaikan kepada Presiden Rusia Dmitri Medvedev di Moskow pada bulan lalu oleh pejabat tingginya, kata suratkabar itu merujuk pada beberapa pejabat Amerika Serikat, yang tak disebutkan namanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009