Solo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak jihad melawan korupsi dan meminta pejabat negara agar tidak menyalahgunakan kekuasaan.

Ajakan tersebut disampaikan Presiden Yudhoyono menanggapi pernyataan Ketua Umum Majelis Tafsir Alquran (MTA) Surakarta Ahmad Sukina pada acara peresmian Gedung MTA di Solo, Jawa Tengah, Minggu.

Sukina dalam sambutan yang diberikan sebelum giliran Presiden berpidato menyampaikan rasa syukurnya bahwa Indonesia memiliki Presiden yang gigih memberantas korupsi.

Namun, kata Sukina, harus disayangkan korupsi di Indonesia belum tuntas diberantas pada masa jabatan Presiden yang akan segera berakhir.

Untuk itu, ia berharap pemberantasan korupsi dapat diteruskan pada periode jabatan presiden yang kedua dan meminta umat Islam mendukung usaha tersebut.

"Mudah-mudahan, pada periode jabatan yang kedua nanti bisa diteruskan dan umat Islam wajib mendukung pemberantasan maksiat tersebut," ujar Sukina.

Menanggapi pernyataan Sukina, Presiden dalam pidatonya mengatakan ia setuju perang terhadap korupsi karena negara akan gelap apabila korupsi merajalela.

"Saya mengajak jihad melawan korupsi. Mari kita cari rezeki secara halal," ujarnya.

Presiden juga meminta para pejabat pemerintah agar tidak menyalahgunakan kekuasaan, melanggar aturan, dan melakukan bisnis yang tidak benar.

"Rakyat tahu, siapa-siapa yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan untuk mencari rezeki dengan cara tidak benar. Saya minta KPK tindak tegas dan adil kepada siapa pun," ujarnya.

Dalam pidato yang disampaikan dengan suara bersemangat meski di tengah hujan deras, Presiden lalu mengatakan, saat ini bangsa Indonesia harus mandiri sehingga tidak perlu lagi menjual aset negara untuk membiayai pembangunan.

Presiden yang berbicara di depan puluhan biru orang juga mengatakan pada 2008 pemerintah telah memberikan anggaran hingga Rp16,6 triliun kepada Departemen Agama, yang diantaranya digunakan untuk mengelola pendidikan di bawah departemen tersebut.

Angka itu, menurut Presiden, akan naik lagi seiring dengan anggaran pendidikan 20 persen yang dialokasikan pemerintah pada 2009.

Pernyataan Presiden tersebut selalu diakhiri dengan tepuk tangan para hadirin.

Yayasan MTA adalah lembaga dakwah Islam yang berpusat di Surakarta. Lembaga tersebut dibentuk oleh Ustadz Abdullah Thufail Saputra pada 19 September 1972.

MTA saat ini memiliki 31 perwakilan dan 159 cabang di seluruh Indonesia. MTA mengkaji kitab-kitab tafsir yang sudah ada, meramu, dan merangkumnya kembali untuk kemudian diajarkan kepada para siswa.

Pada acara peresmian Gedung MTA hadir antara lain Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nurwahid, Menteri Agaman Maftuh Basyuni, dan Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009