Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyebutkan berita tentang kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Jabar kalah oleh berita tentang wabah virus corona (COVID-19) padahal dari Januari hingga awal Maret 2020 ada 15 warga Jabar yang meninggal dunia akibat DBD.
"Kadang-kadang berita ini kalah (oleh pemberitaan virus corona) padahal fatality-nya lebih tinggi (penyakit DBD)," kata Ridwan Kamil seusai Peresmian Jabar Command Center dan Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Orang nomor satu di Provinsi Jabar ini sudah mengingatkan kepada seluruh warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan juga menjalankan program hidup sehat dan bersih.
"Mudah-mudahan masyarakat lebih lebih peduli lagi menjaga kebersihan diri dan lingkungannya agar terhindar dari penyakit," kata dia.
Baca juga: Sebanyak 15 orang meninggal dunia akibat DBD di Provinsi Jabar
Baca juga: Di Indramayu-Jabar endemis DBD ada di lima kecamatan
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan dari Januari hingga awal Maret 2020 ada 15 orang yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan jumlah tersebut menurun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti, di Bandung, kemarin, mengatakan, jumlah korban jiwa akibat DBD pada periode yang sama di tahun 2019 mencapai 49 orang.
"Pada Januari 2019 terdapat 26 orang dan Februari 2019 sebanyak 23 orang. Kalau 2020, ada 15 orang meninggal periode Januari-awal Maret 2020," kata Berli.
Dia mengatakan apabila dilihat dari jumlah kasus, korban jiwa akibat penyakit DBD saat ini jauh lebih sedikit dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Namun sesuai definisi operasional KLB (kejadian luar biasa), maka kasus DBD di tahun 2020 ini juga masuk kategori KLB, karena sudah ada yang meninggal dunia.
Baca juga: 5 orang meninggal akibat DBD di Bogor
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020