Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Gerilyawan Taliban, Sabtu, menembak jatuh pesawat pengintai tanpa awak milik AS di satu daerah suku di Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan, kata beberapa pejabat. Penduduk dan beberapa pejabat polisi setempat mengatakan dua pesawat pengintai sedang terbang rendah di atas satu desa di wilayah suku Waziristan Selatan, ketika salah satu pesawat itu diterjang tembakan gerilyawan. "Kami mendengar suara tembakan oleh Taliban dan kemudian satu pesawat pengintai jatuh," kata pejabat polisi suku Israr Khan. Seorang pejabat lain keamanan mengatakan pesawat pengintai tersebut jatuh di hutan di dekat pos perbatasan Pakistan. "Tampaknya satu pesawat pengintai telah jatuh di hutan dekat sini, kami mencari pecahannya," kata seorang pejabat keamanan. Lebih dari selusin serangan yang diduga dilakukan pesawat pengintai tanpa awak milik AS telah dilancarkan di Pakistan sejak Agustus 2008, sehingga menewaskan lebih dari 200 orang, kebanyakan gerilyawan. Pakistan adalah sekutu penting dalam "perang melawan teror" pimpinan AS tapi serangan itu telah menyulut perasaan anti-Amerika di negeri Asia Selatan itu, terutama di wilayah sabuk suku yang berbatasan dengan Afghanistan. Sedikitnya delapan gerilyawan tewas pada 1 Maret, dalam satu serangan rudal AS yang menghancurkan tempat persembunyian Taliban di Waziristan Selatan, yang dikenal sebagai tempat berlindung anggota Taliban dan Al-Qaeda. Komandan gerilyawan Baitullah Mehsud, yang memimpin faksi yang ditakuti, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), berpangkalan di Waziristan Selatan dan adalah gerilyawan paling dicari di negeri tersebut. Ia dituduh merencanakan pembunuhan mantan perdana menteri Benazir Bhutto pada 2007. Beberapa pejabat AS dan Afghanistan telah menuduh Pakistan tak berbuat cukup banyak guna menindak kaum garis keras, yang menyeberangi perbatasan untuk menyerang tentara AS dan NATO. Pakistan membantah tuduhan itu, dan menyatakan lebih dari 1.500 prajurit Pakistan telah gugur di tangan gerilyawan garis keras sejak 2002. Daerah suku, "yang tak terjangkau hukum di Pakistan" telah dilanda aksi kekerasan sejak rejim Taliban di Afghanistan digulingkan oleh serbuan pimpinan AS pada penghujung 2001, sehingga ratusan petempur faksi santri tersebut mengalir ke wilayah itu.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009