Purbalingga (ANTARA) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengapresiasi pengelolaan badan usaha milik desa (BUMDes) di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, khususnya BUMDes "Serang Makmur Sejahtera" Desa Serang.
"Kepala Desa Serang, Pak Gito (Sugito), luar biasa pikirannya, melampaui ruang dan waktu. Ini ada kepala desa kok pikirannya melampaui ruang dan waktu," kata Menteri saat memberi sambutan dalam kunjungannya di destinasi wisata Lembah Asri "D'Las", Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Selasa.
Saat singgah di Kantor BUMDes "Serang Makmur Sejahtera" yang berada di kompleks D'Las sebelum menuju lokasi kegiatan, dia mengaku tertegun karena BUMDes tersebut berbentuk perseroan terbatas (PT).
Baca juga: Mendes PDTT: gunakan dana desa tepat sasaran
Dia pun bertanya kepada Kades Serang terkait dengan komposisi saham dalam perseroan terbatas itu dan mendapat penjelasan jika 10 persen milik masyarakat dan 90 persen milik BUMDes.
Menurut dia, ada suatu yang menarik ketika Kades Serang ditanya alasan pembentukan PT tersebut, yakni adanya keinginan untuk berinvestasi di desa-desa lain.
"Ini luar biasa, jadi bukan hanya memikirkan desanya, juga berpikir bagaimana investasi di desa lain. Nah, desa lain jangan kalah, harus berpikir juga investasi di Desa Serang dan bisa, beliau (Kades Serang) membuka ruang," katanya.
Menteri mengatakan hal itu dibuktikan dari lahan yang digunakan untuk D'Las ada empat model, antara lain lahannya milik masyarakat dan bangunannya milik BUMDes, serta lahan dan bangunan milik masyarakat namun fasilitasi pengelolaan oleh BUMDes.
"Berarti desa lain bisa investasi di sini. Kalau kebetulan punya tanah kas desa yang berdekatan dengan sini, bangun saja, nanti dikelola BUMDes ini, itu sudah investasi desa lain ke Desa Serang," katanya.
Baca juga: Mendagri: Jangan hukum kades salah kelola dana desa
Dalam kesempatan itu, Menteri juga mengapresiasi beberapa kepala desa di Purbalingga, antara lain Kades Tanalum, Kecamatan Rembang, yang memperoleh hadiah dari Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi sebesar Rp400 juta, serta Kades Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, yang mengembangkan desa digital di daerahnya.
Bahkan, Kades Karanganyar berkesempatan diajak Kemendes PDT dan Transmigrasi untuk melakukan studi banding ke India dalam rangka pengembangan desa digital.
"Kemudian Desa Gunungwuled (Kecamatan Rembang) yang menghasilkan kapulaga, tadi kita sudah 'rasan-rasan' (rembukan, red.) kuota yang harus disiapkan 20 ton, baru bisa terwujud 4 ton, sehingga harus ditingkatkan," kata Menteri.
Lebih lanjut, Menteri mengatakan kedatangannya ke Purbalingga karena kabupaten itu masuk nominasi daerah yang akan diajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk dikunjungi.
"Jadi, memang saya tidak mau dari setiap nomine yang sudah masuk, saya hanya mendapat laporan di kantor, karena saya tahu Pak Presiden enggak mau palsu-palsu. Pak Presiden yang riil faktual," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, sebelum Presiden menentukan daerah mana yang akan dikunjungi, pihaknya harus melakukan kunjungan lebih dulu untuk membuktikan bahwa paparan yang disampaikan itu betul.
"Salah satunya Purbalingga. Insya Allah, Jawa Tengah yang saya usulkan hanya Purbalingga," katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Desa berkesempatan menandatangani prasasti persemian beberapa wahana baru yang ada di D'Las, melepas pengiriman perdana kapulaga ke PT Sido Muncul, dan membagikan paket sembako untuk masyarakat.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020