Magelang (ANTARA News) - Hujan rintik-rintik (gerimis) mewarnai "Malam Sejuta Lilin" di pelataran utama Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (7/3) malam. Gerimis turun sejak sekitar pukul 19.00 WIB namun terkesan tidak memengaruhi suasana takzim ratusan umat Buddha dari dalam dan luar negeri yang melakukan doa perdamaian dunia di candi Buddha terbesar di dunia itu. Deretan ribuan lilin nabati yang ramah lingkungan terlihat menyala mengelilingi kaki candi yang dibangun di antara Kali Elo dengan Progo sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra. Umat Buddha bersama para biksu Sangha Tantrayana mengenakan mantel hujan dan membawa payung terlihat duduk bersila di pelataran timur zona I Candi Borobudur. Sebuah altar kecil dengan berbagai sesaji diletakkan di tempat itu sedangkan umat mengikuti sejumlah biksu membacakan sutra dan parita suci. Candi Borobudur pada Sabtu (7/3) malam terlihat terang benderang dengan sorotan lampu dari berbagai sudut. Yabin salah seorang panitia Doa Perdamaian Dunia Candi Borobudur 2009 mengatakan, penyalaan lilin sebagai lambang terang hati umat manusia yang menghendaki terwujudnya perdamaian dalam kehidupan di dunia. "Lilin ini lambang perdamaian, dinyalakan umat sebagai simbol kehendak manusia akan perdamaian dan ketenangan hidup di dunia," katanya. Pada kesempatan itu, katanya, umat Buddha Indonesia juga berdoa bagi pelaksanaan pemilu yang tertib, aman, lancar, dan sukses. Tradisi doa untuk perdamaian oleh umat Buddha terutama dari aliran Vajrayana, katanya, berlangsung secara rutin sejak sekitar 10 tahun terakhir di Bodgaya (India). "Untuk di Indonesia pertama kali tahun ini, dan rencananya akan dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang," katanya. Koordinator Lapangan Panitia Doa Perdamaian Dunia Candi Borobudur 2009, Redi Nusantara, mengatakan, umat Buddha dan para biksu yang mengikuti doa itu berasal dari sejumlah negara di Asia seperti China, India, Singapura, Malaysia, Hongkong. Sedangkan umat Buddha Indonesia yang mengikuti rangkaian doa perdamaian dunia itu berasal dari kota seperti Jakarta, Medan, Palembang, Surabaya, dan Semarang. Rangkaian doa berlangsung sejak hari Jumat (5/3) hingga Minggu (8/3) malam terutama di pelataran zona I Candi Borobudur. Belasan biksu yang memimpin doa perdamaian dunia itu, katanya, antara lain berasal dari Tibet, India, Butan, dan Nepal, sedangkan biksu tertinggi adalah Zurmang Druppa Rimpoche berasal dari Zurmang Monastery Zinghai (China).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009