Hamas telah lama mengkritik Fayyad dengan menuduhnya bekerja demi kepentingan Amerika Serikat, bahkan sejumlah pejabat Hamas menyebutnya sebagai "Akuntannya Amerika."
Namun segera setelah pernyataan tertulis sang PM dikeluarkan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang juga dari Fatah mengungkapkan pada wartawan bahwa dia telah meminat Fayyad untuk melanjutkan tugasnya sampai Otoritas Palestina melihat hasil pembicaraan yang disponsori Mesir itu diantara kedua faksi Palestina berseteru dalam upaya membentuk pemerintahan persatuan baru di Palestina.
Pembicaraan bagi rekonsiliasi itu diperkirakan berakhir minggu depan di Kairo.
Para pejabat Palestina dan diplomat Barat menyatakan masih belum jelas apakah Fatah yang mendominasi Tepi Barat atau Hamas yang mengendalikan Tepi Barat, bisa mempersempit perbedaan diantara mereka untuk membentuk pemerintahan koalisi yang diakui Amerika Serikat dan negara Barat lainnya.
"Perdana Menteri Salam Fayyad telah mengumumkan untuk mengajukan pengunduran dirinya dari kabinet kepada Presiden Mahmoud Abbas, yang efektif begitu pemerintahan rekonsiliasi nasional terbentuk, tidak lebih dari akhir Maret," demikian pernyataan kantor PM Fayyad.
Seorang sumber pada kantor PM Palestina menambahkan begitu pengunduran diri sang PM efektif akhir bulan ini, Abbas malah kemudian meminta Fayyad untuk tetap bertahan atau membentuk pemerintah baru dengan mempertimbangkan hasil pembicaraan mengenai persatuan Palestina itu.
Kewenangan Abbas di Tepi Barat menjadi terbatas setelah Hamas yang diasingkan Barat karena menolak mengakhiri kekerasan dan tidak mengakui Israel, merebut kendali atas Jalur Gaza lewat pertempuran dengan Fatah pada 2007.
Salah seorang menteri pada kabinet Fayyad, Samir Abdallah, mengatakan bahwa pengumuman pengunduran diri itu berarti sebuah tekanan kepada mereka yang akan bertemu di Kairo untuk mempercepat realisasi wacana pembentukan pemerintahan baru Palestina.
Pembicaraan Kairo sendiri akan mulai dilakukan Selasa minggu depan.
Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum menyatakan dia yakin pengunduran diri Fayyad itu dimotivasi oleh perbedaan internal dan personal dengan Mahmoud Abbas, bukan demi memajukan pembicaraan mengenai persatuan Palestina.
Seorang diplomat senior Barat mengatakan bahwa Fayyad telah berbicara secara pribadi selama berminggu-minggu bahwa dia ingin meninggalkan posnya karena dia tidak melihat adanya harapan dalam membuat kemajuan pada pembicaraan perdamaian dengan Israel dan pengakhiran perpecahan di tubuh Palestina. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009