JM ditemukan tewas dengan luka tembak, Minggu (1/3) di pinggiran Kali Kabur oleh keluarga korban yang melakukan pencarian.
Baca juga: Mendagri minta TNI dan Polri perkuat pengamanan Papua
Baca juga: Mahfud undang Polri dan TNI bahas Papua pada Selasa
Baca juga: TNI tegaskan tak gentar hadapi ancaman KKB ganggu TMMD Kampung Kibay
Tidak benar berita yang menyatakan JM sebelum meninggal diculik aparat di Nahangia yang merupakan tempat pendulangan emas, sejak 26 Pebruari lalu.
"Berita meninggalnya JM karena dibunuh aparat keamanan tidak benar atau hoaks, " tegas Kombes Kamal di Jayapura, Selasa.
Dijelaskan, keluarga korban mengaku sempat mendengar bunyi tembakan Minggu (1/3) lalu sebanyak dua kali, namun di sekitar wilayah itu tidak terdapat pos aparat keamanan.
Magai, ungkap keluarganya memang dekat dengan aparat keamanan yang ada di Timika sehingga KKB mencurigainya sebagai mata-mata.
Akibatnya KKB pimpinan Joni Botak pernah mengutus anak buahnya dan menanyakan keberadaan JM, jelas Kamal seraya menambahkan, saat itu JM sedang berada di pendulangan Kali Kabur.
Keesokan harinya keluarga mendapat informasi kalau JM ditemukan tewas di sekitar Kali Kabur dan akan menuntut denda adat kepada Joni Botak atas kematiannya, aku Kamal.
Kabid Humas Polda Papua mengaku, penyidik Polres Mimika telah melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut dan telah melakukan olah TKP di lokasi kejadian untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya sehingga masyarakat diminta tidak mudah percaya informasi yang tidak benar.
Polisi akan melakukan penegakan hukum bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran dan kehadiran aparat keamanan untuk menjamin keamanan bagi masyarakat, tegas Kombes Kamal.
Baca juga: Warga Kimbeli tinggalkan kampung untuk selamatkan diri dari KKB
Baca juga: Kapolsek: Evakuasi warga sekitar Tembagapura kembali dilakukan
Baca juga: Anggota TNI korban penembakan KKB di Koramil Jila meninggal di Timika
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020