"Ekspor Indonesia sampai November 2008 sebesar 9 miliar dolar AS. Kalau sampai Desember sepertinya mendekati angka 10 miliar dolar AS," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, usai pembukaan "Indonesia-Korea CEO Business Dialogue" di Jakarta, Sabtu.
Mari menjelaskan bahwa dari delapan MoU yang ditandatangani dua negara pada kesempatan yang sama, Indonesia lebih fokus pada upaya meningkatkan volume ekspor ketimbang meningkatkan nilai ekspor.
"Dengan MoU ini kita tidak bicara soal bagaimana value ekspor meningkat, tapi bagaimana agar volume yang dipertahankan," ujar dia.
Mari sendiri mengakui pertumbuhan perdagangan antara Indonesia dan Korsel cukup tinggi. Namun demikian impor Indonesia dari Negeri Ginseng tersebut dua kali lipat dari ekspor.
"Pertumbuhan ekspor Indonesia ke Korea sekitar 30 persen. Tetapi impor justru lebih tinggi hampir mencapai dua kali lipat," ujar Mari.
Hal ini terjadi karena investasi Korsel naik. Impor terbesar berupa komponen elektronik serta bahan baku lainnya yang dibutuhkan perusahaan Korsel di Indonesia.
"Jadi bukan produk jadi. Ini harusnya positif bagi Indonesia karena berarti investasinya meningkat, walaupun ekspornya tidak ke Korea tapi ke negara lain," ujar dia.
Mendag mencontohkan impor komponen untuk produk elektronik seperti LG dan Samsung.
Sementara itu, ia mengatakan, ekspor Indonesia tahun 2009 ke Korsel lebih terkait mineral, gas, dan batubara.
"Untuk pertanian kita belum bisa tembus karena standard mereka sama dengan Jepang, cukup tinggi. Mudah-mudahan dengan kerjasama ini semakin baik," tambah Mari.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009