"China sangat menyesalkan pelelangan tersebut dan tindakan itu sangat meulkai dan tidak bermoral," kata Melu Jiechi dalam keterangan pers disela penyelenggaraan sesi Kongres Rakyat Nasional (NPC) ke-11 dan Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC) ke-11, di Beijing, Sabtu.
Menurutnya, berbagai upaya untuk membatalkan lelang yang dilakukan oleh balai lelang terkemuka yang berlokasi di Paris, Prancis, telah dilakukan tapi perusahaan tersebut tetap melakukan lelang.
Benda bersejarah tersebut adalah milik China dan seharusnya dikembalikan ke pemerintah China.
Kementrian Luar Negeri China juga telah berupaya agar dua benda bersejarah tersebut tidak dilelang, tapi dikembalikan ke pemerintah China.
"Tindakan itu (lelang.Red) merupakan tindakan yang melukai dan tidak bermoral," tegas Yang Jiechi.
Permohonan dan permintaan China agar dua benda antik bersejarah bernilai tinggi miliknya agar tidak dilelang ternyata tidak digubris dan bahkan perusahaan lelang tersebut pada Rabu malam (25/2) berhasil dengan sukses melelang benda bersejarah itu.
Dua barang bersejarah yang diinginkan China agar segera dikembalikan itu adalah milik dari Dinasti Qing (1644-1911) berupa seni pahat kelinci perunggu dan kepala tikus perunggu yang sesungguhnya bagi negara Tirai Bambu tersebut tidak ternilai harganya
Christie`s berhasil melalang dua benda bersejarah itu masing-masing bernilai 14 juta euro atau sekitar 17,92 juta dolar AS dan pembelinya adalah seseorang yang menawar lewat telepon dan tidak mau disebutkan identitasnya nama dan warganegaranya.
Mengenai hubungan bilateral dengan Prancis, Menlu Yang Jiechi mengatakan bahwa selama ini hubunag kedua telah berkjalan baik dan terus mengalami peningkatan.
"Hubungan China dan Prancis banyak alami kemajuan dan memberikan keuntungan bagi masyarakat kedua negara," katanya.
China, katanya, untuk jangka panjang kan selalu berupaya meningkatkan dan mempererat hubungan dengan Prancis dan berharap hubungan keduanya didasari atas dasar saling mengharga dan menguntungkan.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009