Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat, Jumat, menyatakan belum siap mengikuti langkah sekutu dekatnya Inggris dalam mengadakan kontak tingkat rendah dengan sayap politik Hizbullah, Lebanon, karena Washington masih menganggapnya sebagai kelompok teroris.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Gordon Duguid, kepada wartawan mengungkapkan, pemerintahan Presiden Barack Obama yang sebelumnya menjanjikan untuk berbicara dengan musuh-musuh AS, telah berkonsultasi dengan Inggris sebelum mengumumkan sikapnya terhadap Hizbullah ini.

Duguid menandaskan bahwa pemerintahan baru AS harus mengikuti kebijakan dasar AS, termasuk kebijakan dari pemerintahan sebelumnya dari George W. Bush, untuk menghindari kontak dengan baik sayap politik maupun militer Hizbullah.

"Tidak, kami belum siap mengambil langkah yang sama (dengan Inggris). Posisi kami dalam soal Hizbullah tidak berubah," kata Duguid tanpa memuji atau mengkritik langkah Inggris itu.

Meskipun demikian, AS tidak menyembunyikan hasratnya dalam mengetahui hasil-hasil dari kontak Inggris dengan Hizbulllah yang oleh Duguid diungkapkan dalam kalimat, "kami (AS) akan mengamati bagaimana kontak itu berlanjut."

Di London, Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband mengakui bahwa Inggris memiliki kontak tingkat rendah resmi dengan sayap politik Hizbullah dengan tujuan menekankan pembubaran milisi itu.

David menekankan pentingnya memotong pengaruh Syiah Iran terhadap kelompok syiah militan Lebanon itu dan kelompok lainnya di Timur Tengah yang segera ditanggapi Hizbullah.

London tidak pernah berbicara resmi secara langsung dengan Hizbullah sejak tahun 2005 di mana Juli tahun lalu malah mengategorikan sayap militer Hizbullah dalam daftar hitam organisasi penggerak teror.

Rabu lalu Inggris menyatakan siap mengadakan kontak langsung dengan sayap politik Hizbullah setelah sayap organisasi syiah Lebanon ini menjadi bagian dari pemerintah persatuan nasional Lebanon tahun lalu.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang enggan mengungkapkan jati dirinya berkata pada wartawan bahwa Washington mencermati manfaat yang mungkin diberikan dari keputusan Inggris berhubungan dengan Hizbullah dan akan berkonsultasi dengan Inggris mengenai kontak dengan Hizbullah itu.

"Jika Inggris bisa menekanan pengaruh positifnya pada Hizbulllah maka itu akan menjadi faktor yang positif. Kami tengah mencari pendekatan menyeluruh untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah," kata pejabat itu.

Dia melanjutkan, setiap negara yang kini aktif mencari perdamaian di Timur Tengah juga berusaha menemukuan cara komprehensif untuk berbcara dengan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik dan AS akan terus mengikuti bagaimana pendekatan ini berlaku.

"Untuk sementara, kami tidak akan menempuh jalan yang sama (dengan Inggris)," jelasnya. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009