Birmingham (ANTARA News) - Unggulan ketujuh Taufik Hidayat melaju ke semifinal kejuaraan All England setelah mengalahkan unggulan keempat Peter Gade 21-17, 21-18, pada perempatfinal yang berlangsung di National Indoor Arena, Birmingham, Jumat malam waktu setempat (Sabtu dinihari WIB).

Setelah dipaksa bermain tiga game pada dua babak sebelumnya, pada babak delapan besar itu Taufik berhasil membukukan kemenangan straight game untuk memperbaiki rekor pertemuannya dengan Gade menjadi 6-6 dalam pertemuan ke-12 mereka.

Pertemuan antara Taufik dan Gade itu merupakan pertandingan ulangan final All England 10 tahun lalu saat Taufik harus mengakui keunggulan pemain Denmark yang lebih tua lima tahun. Pada final All England 1999, Taufik harus mengakui keunggulan ayah dua putri yang berhasil menang 15-11, 7-15, 15-10.

Bermain ketat sejak awal pertandingan, Taufik yang mendapat dukungan penuh dari para penonton dan juga masyarakat Indonesia serta para pelajar yang tergabung dalam PPIM Birmingham, menghasilkan 21 angka melalui smesnya dibanding lawannya yang menghasilkan 12, untuk meraih kemenangan dalam waktu 46 menit.

Kepada koresponden ANTARA London, usai pertandingan Taufik mengatakan sudah menjadi obsesinya untuk bisa mengalahkan Peter Gade.

"Saya bersyukur akhirnya bisa menang melawan Peter," ujar Taufik yang mengatakan kalah menang dalam satu pertandingan merupakan hal yang biasa.

"Sudah menjadi target saya untuk bisa menjadi juara di All England," tambah Taufik yang pada semifinal turnamen berhadiah total 200.000 dolar itu akan bertanding melawan unggulan pertama Lee Chong Wei dari Malaysia yang hanya membutuhkan waktu 26 menit untuk meraih kemenangan mudah 21-9, 21-9 atas lawannya Ville Lang dari Finlandia.

Lang maju ke babak delapan besar dengan kemenangan tanpa tanding menyusul pengunduran diri pemain Indonesia Sony Dwi Kuncoro karena sakit punggung.

Taufik mengakui belum mempunyai strategi khusus untuk menghadapi Lee Chong Wei yang sudah sering dihadapinya dalam berbagai turnamen.

"Tentunya strateginya harus beda saat menghadapi Peter dan Chong Wei karena Chong Wei lebih muda," kata Taufik yang akan berkonsultasi dulu dengan palatihnya Mulyo Handoyo.

Menurut Taufik, sebagai satu satunya pemain tunggal putra Indonesia yang tersisa ia akan berusaha untuk memberikan yang terbaik karena meskipun ia bukan lagi pemain Pelatnas, namun ia tetap membawa nama Indonesia.

Pelatih Taufik, Mulyo Handoyo mengatakan saat menghadapi Gade, Taufik sempat kurang yakin, "semoga itu tidak akan terjadi pada saat menghadapi Lee Chong Wei".

Bona/Ahsan tersingking

Sementara itu, satu-satunya ganda putra Indonesia yang tersisa, pasangan Bona Septano/Muhammad Ahsan gagal mempertahankan keunggulan mereka pada game pertama untuk mengalahkan unggulan keenam dari Korea Lee Yong Dae/Shin Baek Cheol.

Sempat memimpin di awal game kedua, Bona/Ahsan bermain ketat pada pertengahan game tersebut sebelum tertinggal saat ganda Korea yang pekan lalu menjuarai Jerman Terbuka itu mengumpulkan enam angka beruntun sebelum menyudahinya dengan kemenangan 21-15.

Situasi berbalik pada game ketiga saat pasangan Indonesia terus tertinggal setelah berhasil menyamakan kedudukan 6-6 hingga menyerah pada kedudukan 14-21. Pasangan Indonesia kalah 21-17, 15-21, 14-21 setelah bertanding selama 52 menit.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009