London (ANTARA News) - Wakil Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya , Dubes Dian Triansyah Djani menyerahkan Surat Kepercayaan (Credentials Letter) kepada Sekjen PBB melalui Direktur Jenderal UNOG (United Nations Office in Geneva) . Sergei Ordzhonikidze, di Markas PBB di Jenewa, Jumat. Dengan penyerahan Surat tersebut, Dubes Dian Triansyah Djani berarti secara resmi memulai tugasnya selaku Wakil Tetap RI (Watapri) dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk PBB dan Organisasi Internasional Lainnya, ujar Yasmi Adriansyah, Sekretaris Pertama PTRI Jenewa kepada koresponden Antara London, Jumat.Dalam kesempatan acara penyerahan Surat Kepercayaan, Watapri/Dubes Triansyah Djani menyampaikan salam Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada Dirjen UNOG Ordzhonikidze. Dubes Triansyah Djani menyampaikan Indonesia menaruh perhatian sangat besar atas isu-isu yang dibahas di dalam berbagai fora multilateralisme dan menyampaikan komitmen Perutusan Tetap RI (PTRI) di Jenewa untuk bekerja erat dengan PBB. Watapri juga menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh PBB kepada Indonesia. Lebih jauh lagi, Watapri menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia untuk ikut menyukseskan pembahasan perubahan iklim dan juga mengharapkan adanya kemajuan dalam isu perlucutan senjata.Dirjen UNOG Ordzhonikidze menyampaikan selamat datang dan selamat bertugas kepada Watapri/Dubes Triansyah Djani. Dirjen UNOG menyampaikan Indonesia adalah negara PBB yang sangat aktif dalam berbagai aktivitas PBB termasuk dalam memberikan sumbangan bagi pasukan perdamaian PBB. Dirjen UNOG juga ikut berpartisipasi aktif dalam pertemuan persiapan World Ocean Conference yang diselenggarakan bulan lalu di Jenewa. Indonesian merupakan negara besar dengan penduduk muslim yang paling besar ayng memainkan peran penting. Disamping itu, Watapri dan Dirjen UNOG juga membahas berbagai isu multilateral, antara lain masalah Timur Tengah, Pertemuan G-20 yang akan datang, krisis keuangan global termasuk Prakarsa Chiang Mai, dan isu proteksionisme.Sebelum bertugas di Jenewa, Dubes Triansyah Djani menjabat sebagai Dirjen Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri (2005- 2008). Dalam masa jabatan tersebut, Dubes Djani menjadi Wakil Indonesia pada Gugus Tugas Tingkat Tinggi (High Level Task Force) yang membidani lahirnya Piagam ASEAN yang monumental. Piagam yang ditandatangani oleh para pemimpin negara-negara ASEAN pada KTT ke-13 pada bulan November 2007 tersebut kini telah diratifikasi oleh seluruh negara ASEAN dan berlaku efektif mulai Desember 2008.Watapri/Dubes Dian Triansyah Djani lahir 9 Juli 1962 menyelesaikan studi Ekonomi Internasional di Universitas Indonesia dan tahun 1990 mendapatkan gelar Master of Arts mengenai International Trade dari Graduate Programme in Economic Development, Vanderbilt University, Amerika Serikat. Dubes Triansyah Djani mulai bekerja di Departemen Luar Negeri pada tahun 1985 dan menjalankan tugas sebagai diplomat di Perutusan Tetap RI di New York (1991-1994) dan Perutusan Tetap RI di Jenewa (1997-2001). Pada tahun 2002 ia menjabat Direktur Perdagangan dan Perindustrian Multilateral (PPM) dan pada tahun 2003 ditunjuk menjadi Direktur Kerjasama Intra Kawasan Asia-Pasifik dan Afrika. Karirnya terus menanjak sehingga pada tahun 2005 dipercaya untuk mengemban tugas selaku Dirjen Kerjasama ASEAN. Selain dipercaya menjadi Ketua Delegasi dalam berbagai pertemuan ASEAN, Dubes Djani pernah menjadi negosiator Indonesia dalam fora WTO dan APEC. Ia juga terlibat aktif dalam berbagai forum dan pertemuan internasional, baik pada tingkatan regional maupun multilateral, seperti Gerakan Non-Blok (GNB), D8, G77, G15, ASEAN Regional Forum (ARF), Asia Cooperation Dialogue (ACD), Asia-Middle East Dialogue (AMED), United Nations General Assembly (UNGA).Selain itu juga terlibat dalam United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP), United Nations Development Program (UNDP), Asian-African Summit, dan Tokyo International Conference on African Development (TICAD).Di tengah kesibukannya yang padat, Dubes Djani merupakan salah satu pendiri Forum WTO Indonesia dan menghasilkan buku "Sekilas WTO", sebuah publikasi penting mengenai isu-isu WTO dari perspektif Indonesia. Ia juga aktif menjadi pengajar tamu pada berbagai institusi pendidikan tinggi baik di Indonesia maupun di manca negara.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009