Jakarta (ANTARA News) - Banyak sampah di permukaan Kali Ciliwung dan jalur Banjir Kanal Barat setelah wilayah DKI Jakarta diterpa hujan deras selama berjam-jam seperti yang terjadi pada Kamis (5/3).
Berdasarkan pantauan ANTARA di Jakarta, Jumat, sampah yang mengalir di sejumlah titik di Kali Ciliwung dan Banjir Kanal Barat itu didominasi oleh benda berbahan plastik seperti botol dan gelas bekas air mineral.
Selain itu, sampah tersebut juga membuat warna aliran air menjadi lebih keruh dari biasanya.
Sampah-sampah yang mengalir tersebut bisa dilihat antara lain di bagian kali yang diapit oleh Jalan Latuharhari dan Jalan Sultan Ageng, Jakarta Selatan, serta di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Padahal, sejumlah titik aliran kali tersebut sempat menjadi program Pemprov DKI untuk membuat jalur wisata air yang bernama "Waterway".
Sementara itu, ketinggian air di Pintu Air Manggarai pada Jumat (6/3) siang sekitar pukul 13.30 WIB adalah 690 cm. Ketinggian air tersebut telah menyurut sejak mencapai puncaknya dari Jumat pagi pukul 06.00 WIB yang mencapai 750 cm.
Sedangkan sampah tidak terlihat menghambat aliran di Pintu Air Manggarai karena telah diangkat ke tepian oleh sejumlah alat berat jenis Beco.
Sebelumnya, Penanggung Jawab Pintu Air Manggarai Parjono (50) mengatakan, sampah yang berdatangan ke sejumlah kali di Jakarta tidak hanya berasal dari sampah hasil buangan warga ibukota tetapi juga sampah dari daerah hulu seperti kawasan Puncak dan sekitar Bogor, Jawa Barat.
Pada musim kemarau, ujar dia, sampah cenderung menumpuk di Pintu Air Manggarai karena biasanya pintu air dalam keadaan tertutup sehingga banyak yang tersangkut.
Sedangkan pada musim hujan, lanjut Parjono, sampah cenderung menumpuk pada saat datangnya luapan air banjir pada awal musim penghujan.
Untuk itu, pihak Pintu Air telah menyiagakan alat berat Beco selama 24 jam yang digunakan untuk mengangkut dan memadatkan sampah yang terdapat di sekitar Pintu Air Manggarai.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009